Lifestyle

Cerita Mahasiswi Lampung Bisnis Kuliner Sekaligus Kuliah, Arva Rintis Dapur Nyaik Tanpa Modal

Penulis: Jelita Dini Kinanti
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arvania Roibi. Cerita mahasiswi Lampung bisnis kuliner sekaligus kuliah.

"Setelah membuat 200 porsi tumpeng aku sakit sampai satu minggu, yang membuat aku sulit bangun dari tempat tidur," urai gsdis kelahiran Bandar Lampung 2 Juni 1997 itu

Ketika sudah sembuh dari sakit, Arva merasa dilema antara meneruskan bisnis tumpengnya atau menghentikannya, karena Arva sudah merasa tidak sanggup membuat tumpeng sendirian.

Arva sharing dengan teman-temannya agar bisa menentukan pilihan.

Saat sharing, teman-temannya menyemangati Arva untuk tetap menjalani bisnis tumpengnya, karena sayang jika dihentikan.

Agar Arva tidak lelah dan sakit lagi, teman-temannya mendorong Arva untuk memberanikan diri membuat sistem yang didalamnya ada SOP dan tim.

Akhirnya di bulan November 2020, Arva membentuk tim Dapur Nyaik.

Lalu Arva menyewa dua kontrakan ibunya di Rajabasa untuk tempat produksi tumpeng dan mes timnya.

Adanya tim ini membuat pesanan tumpeng dalam jumlah banyak bisa terselesaikan dengan cepat.

Hingga akhirnya Arva memberanikan diri untuk menerima pesanan tumpeng super dadakan H-30 menit, karena timnya ada 10 orang. Jika ditambah dirinya jadi ada 11 orang.

Untuk pesanan tumpeng super dadakan minimal 5 porsi dan maksimal 30 porsi.

Kalau diatas 30 porsi, paling cepat H-3 jam. Arva dan timnya pernah menyelesaikan 100 porsi dalam 6 jam.

Di tahun 2021, Arva tidak hanya menerima pesanan tumpeng di Dapur Nyaik, tapi juga menerima pesanan katering.

Hanya saja untuk katering tidak bisa dadakan.

Katering itu bisa makanan apa saja.

Di tahun 2021 itu juga Arva membuat kantor dan studio mini Dapur Nyaik di rumahnya yang ada di Rajabasa. 

(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Berita Terkini