Peristiwa banjir rob menerjang kawasan pesisir pantai Kota Bandar Lampung sejak dua hari terakhir Senin-Selasa (16-17/5).
Ketinggian banjir rob bahkan mencapai sepinggang orang dewasa atau sekitar satu meter.
Menurut warga sekitar, naiknya air secara umum hanya terjadi pagi hari dan mulai surut tiga jam kemudian.
Keadaan itu terjadi hampir di semua kawasan pemukiman masyarakat di pesisir Bandar Lampung seperti Pulau Pasaran, Sukaraja, Gudang Lelang, dan sebagian pesisir di daerah Kecamatan Panjang, Bandar Lampung.
Berdasarkan pantauan, fenomena naiknya air laut hingga ke daratan ini cukup memberi dampak ke masyarakat.
Mulai dari tergenangnya beberapa pemukiman penduduk yang dekat dengan pantai, terbatasnya mobilitas, hingga hadirnya potensi sumber penyakit.
Fauzan, warga lokal yang beraktivitas di Pulau Pasaran mengaku warga sebenarnya sudah terbiasa menghadapi air laut naik seperti sekarang. Sehingga mereka pun sudah melakukan berbagai persiapan.
Menurutnya, banjir rob sudah menjadi fenomena alam yang rutin dialami masyarakat pesisir Bandar Lampung.
"Namun, kali ini cukup besar banjir robnya. Sehingga banyak masyarakat Pulau Pasaran terkendala dalam aktivitas hariannya," kata dia.
Fauzan menambahkan, daerah yang tenggelam cukup tinggi ada di bagian jembatan Pulau Pasaran. Karena jembatan ini satu-satunya akses bagi masyarakat Pulau Pasaran untuk menuju ke Kota Bandar Lampung.
"Jadi saat air naik banyak masyarakat menggunakan perahu untuk menyeberang ke Bandar Lampung dan sebaliknya. Tapi masih ada juga beberapa warga yang nekat mematikan mesin motor dan kemudian mendorong motornya melewati jembatan," ucap dia.
BMKG Prediksi hingga 21 Mei
Stasiun BMKG Panjang memperkirakan potensi banjir rob akan berlangsung hingga Kamis (19/5).
Di mana fenomena alam itu sudah terjadi setiap hari sejak Senin (16/5) kemarin.
Potensi itu besar kemungkinan terjadi di setiap pesisir Bandar Lampung.