Hal serupa diungkapkan oleh Edy warga Keteguhan.
Edy menuturkan dia bersama warga sangat berharap solusi dari pemerintah Kota Bandar Lampung.
Selain masalah limbah, masalah banjir yang menyebabkan air limbah masuk kerumah warga diharapkan bisa diatasi.
Air sumur yang menjadi sumber milik mereka tidak bisa digunakan karena kotor dan berwarna cokelat.
"Air gak bisa dimanfaatkan jangan buat minum, buat nyuci aja gak bisa. Kalo maksain ya bisa tapi risiko bajunya jadi kuning," kata Edy.
Saat ini, kata Edy warga masyarakat memanfaatkan air PAM yang ada.
Sementara untuk minum mereka ada yang membeli atau masak sendiri menggunakan air PAM.
"Pake PAM kalo ada kebutuhan apa, kalo minum ya kadang beli," sebutnya.
(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)