Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan – Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda kembali menunjukan peningkatan.
Bahkan pada Sabtu (2/7/2022), status gunung api yang sempat mengalami erupsi besar di akhir tahun 2018 lalu itu naik menjadi level III/Siaga.
Berdasarkan laporan magma.vsi.esdm.go.id, terjadi tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 9-20 mm dengan durasi 7-30 detik, pada pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB hari ini.
Juga tercatat terjadi 20 kali gempa low frequency dengan amplitudo 16-49 mm, durasi gempa 6-16 detik.
Lalu, juga terjadi 6 kali gempa vulkanik dangkal yang memiliki amplitudo 11-23 mm, dan lama gempa 6-14 detik.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau di Lampung Erupsi, Abu Setinggi 500 M dari Puncak
• GAK Kembali Erupsi 2 Kali, Ketinggian Kolom Abu 1.000 Meter
Peningkatan status GAK dari level II/Waspada menjadi level III/Siaga menjadikan warga atau pengunjung dilarang mendekat dalam radius 5 kilometer.
Disebutkan, berdasarkan pengamatan visual GAK tertutup kabut, asap kawah tidak teramati, cuaca berawan dan angin lemah ke arah timur laut.
GAK Sempat Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 500 Meter
Sebelumnya, GAK juga menunjukan peningkatan aktivitas pada Jumat (1/7/2022) kemarin.
GAK sempat menyemburkan abu vulkanik setinggi 500 meter diatas puncak, atau kurang lebih 657 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam. Intensitas tebal ke arah timur laut.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 42 mm, durasi 1 menit 17 detik.
Baca juga: GAK Kembali Erupsi, Terjadi 94 Kali Gempa dalam Waktu 6 Jam
Baca juga: Satresnarkoba Polres Lampung Timur Tangkap 2 Pelaku Penyalahguna Narkoba
Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan, saat ini status GAK masih dalam level tiga atau siaga
Andi mengimbau Masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Perlu diketahui, dua hari GAK juga mengalami erupsi, pada Rabu (29/6/2022).
Terjadi tiga kali erupsi pada saat itu yakni, erupsi pertama terjadi pada Rabu (29/6/2022) pukul 02.09 WIB.
Visual erupsi itu tidak teramati lantaran tertutup kabut.
Terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 24 detik.
Erupsi kedua terjadi pada Rabu (29/6/2022) pukul 04.36 WIB.
Kolom abu teramati mencapai ketinggian 1.000 meter diatas puncak gunung atau 1.157 di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah utara.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 77 detik.
Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas sedang hingga tebal itu mengarah ke arah utara.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 116 detik.
Erupsi ketiga terjadi pada Rabu (29/6/2022) pukul 16.51 WIB.
Erupsi kali ini lebih besar dari erupsi sebelumnya.
Dilansir dari laman website magma.esdm.go.id, Gunung Anak Krakatau memuntahkan kolom abu berwarna Hitam.
Ketinggian kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak gunung.
Atau pada 2.157 meter di atas permukaan laut pada erupsi ini.
( Tribunlampung.co.id /Tribunnews.com/Dominius Desmantri Barus )