Tribunlampung.co.id, Metro - Dinas Perdagangan Kota Metro mengaku pasokan gas elpiji 3 kg subsidi terancam langka.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Metro Elmanani mengatakan, kelangkaan gas elpiji 3 kg subsidi dikarenakan adanya kenaikan harga pada gas non subsidi.
"Jadi ada kenaikan harga pada gas non subsidi Bright Gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg," ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Metro Elmanani, Rabu (10/08/2022).
Dijelaskannya, hingga saat ini gas elpiji non subsidi mengalami dua kali kenaikan harga tahun 2022.
"Yaitu pada April dan Juli,"
Baca juga: Nanang Ermanto Minta Petani Lampung Selatan Jaga Kesuburan Tanah Lahan Pertanian
Baca juga: Mulai Hari Ini 10 Agustus 2022 Harga Tiket Lion Air Naik Sesuaikan Kenaikan BBM
"Nah, untuk gas ukuran 3 kg mulai terancam langka,"
"Karena dengan kenaikan harga non subsidi, itu bisa terjadi migrasi dari pembeli gas non subsidi yang beralih ke gas subsidi ukuran 3 kg," ungkapnya.
Dijelaskannya, apabila gas non subsidi saat ini mengalami kenaikan dan harganya tidak kembali normal, maka dikhawatirkan masyarakat akan beralih ke gas subsidi ukuran 3 kg.
"Kekhawatiran terkait kelangkaan gas elpiji 3kg itu karena migrasi yang tidak pernah menggunakan gas subsidi ukuran 3 kg," tuturnya
Ia menilai, tidak ada larangan maupun peraturan bagi masyarakat yang ingin membeli gas subsidi ukuran 3 kg.
"Tidak ada peraturan yang melarang,"
"Jadi kita hanya menghimbau kepada masyarakat yang gak berhak jangan beli," ungkapnya.
Baca juga: Otaki Pembunuhan Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati
Baca juga: Keluarga Brigadir J Buka Pintu Maaf bagi Irjen Ferdy Sambo tapi Hukum Harus Jalan
Pihaknya juga mengimbau kepada pelaku usaha seperti rumah makan untuk tidak menggunakan gas subsidi ukuran 3 kg.
Pelaku usaha seperti rumah makan tetap kita berikan imbauan, tetapi bukan melarang mereka," bebernya.
Pihaknya telah melakukan pantauan dan juga pengecekan mengenai ketersediaan gas di Metro melalui agen dan juga pangkalan yang ada.
Dimana Kota Metro ada 4 agen gas dan 182 pangkalan gas.
"Itu kita pantau mengenai ketersediaan pasokannya," imbuhnya.
Terpisah, Pengawas SPBU Ganjar Asri Metro Azmii Adean mengatakan, saat ini peminat gas non subsidi ukuran 5,5 kg mulai menurun.
Pun demikian, peminat bright gas ukuran 12 kg.
Baca juga: Polres Lambar Ungkap Motif Pembunuhan Dilakukan Oleh 6 Remaja, Satu Pelaku Dendam Kepada Korban
Baca juga: Kompolnas Tanggapi Penetapan Ferdy Sambo sebagai Tersangka, Ternyata Otaknya Polisinya Polisi
"Sudah mulai cenderung turun seperti sebelum kenaikan harga," ujar Azmii.
Sedangkan peminat gas subsidi ukuran 3 kg cenderung tinggi.
"Kalau untuk saat ini pasokannya cenderung aman,"
"Tapi mungkin memang banyak yang beralih ke gas subsidi 3 kg karena bright gas 5 kg mulai naik," ujarnya
Ia menambahkan, saat ini belum ada konfirmasi mengenai perubahan harga bright gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg.
"Bright gas belum ada kabar kenaikan atau penurunan harga," bebernya.
Adapun harga saat ini Rp 107 ribu untuk bright gas ukuran 5,5 kg dan Rp 225 ribu untuk bright gas ukuran 12 kg.
Harga naik lagi
Harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) Non Subsisdi naik lagi, Pertamina sebut penyesuaian dilakukan untuk mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia.
Seperti diketahui, PT Pertamina kembali menaikkan harga gas elpiji non subsidi jenis Bright Gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg pada Minggu (10/07/2022).
Diketahui, naiknya harga LPG nonsubsidi ini adalah yang kedua kalinya sejak awal tahun 2022.
Saat ini, harga tabung gas nonsubsidi di Bandar Lampung ukuran 5,5 kg yang sebelumnya harga Rp 90 ribu kini menyentuh harga Rp 104 ribu.
Sementara gas elpiji ukuran 12 kg yang sebelumnya Rp 189 ribu kini dijual dengan harga Rp 215 ribu.
Menanggapi hal tersebut, Haris Yanuanza Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengatakan jika kenaikan harga tersebut sesuai dengan ketetapan menteri ESDM.
Dia pun menambahkan jika kenaikan harga ini disebabkan oleh tren harga minyak dan gas dunia yang masih tinggi.
"Penyesuaian tersebut terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga," kata Haris kepada Tribunlampung, Kamis (14/7/2022)
"Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia," jelasnya
Lebih lanjut Haris menjelaskan tren harga minyak dan gas dunia saat ini lebih tinggi 13 persen dari tahun sebelumnya.
Kendati demikian, dia mengatakan jika kenaikan harga ini hanya berlaku untuk Bright gas non subsidi.
"Tren harga (CPA) yang masih di tinggi pada bulan Juli ini mencapai 725 dolar AS per Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang tahun 2021," jelas haris.
"Penyesuaian harga tersebut tidak berlaku untuk LPG subsidi 3 kg," imbuhnya
Selanjutnya, Haris juga mengatakan jika Pertamina memastikan pelayanan kepada masyarakat serta pasokan LPG dalam kondisi aman.
Dia pun menghimbau masyarakat untuk menggunakan elpiji sesuai peruntukan
"Pertamina memastikan pasokan elpiji dalam kondisi aman," kata dia.
"Kami mengimbau masyarakat dapat membeli LPG sesuai kebutuhan dan peruntukannya," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary)