Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Aksi demonstrasi di Lampung terkait kenaikan harga BBM masih berlanjut di DPRD Lampung.
Demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di Lampung kali ini dari kelompok buruh dalam Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPEE FSPMI).
Gelombang demonstrasi di Lampung tolak kenaikan harga BBM ada sejak dua pekan lalu, merespons pengumuman harga BBM pada Sabtu (3/9/2022).
Maka sekarang ini sudah memasuki pekan ketiga setelah harga BBM naik.
Sebelumnya, demo dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat, seperti mahasiswa, pengendara ojek, hingga pekerja.
Baca juga: Polda Lampung Turut Amankan 5.000 Pil Happy Five di Pengembangan Sabu 35 kg
Baca juga: Kronologi Rumah Roboh di Kemiling Bandar Lampung Ada Suara Gemuruh
Orator aksi Erick Meidiartha menyerukan masyarakat khususnya kelompok buruh terpuruk akibat kebijakan tersebut.
Bagi buruh yang tergabung di SPEE FSPMI, kenaikan harga BBM telah menyakitkan mereka.
"Ini merupakan pukulan telak," kata Erick Meidiartha selaku Ketua PC SPEE FSPMI Lampung.
"Buruh sebelumnya terhantam kebijakan perusahaan atas pandemi Covid-19 selama hampir tiga tahun," ujar Erik.
"Kemudian kini ditambah kebijakan kenaikan harga BBM subsidi," kata dia.
Dengan kondisi itu, buruh melihat kebijakan yang diambil pemerintah tersebut menjadi kurang pantas.
Buruh berpendapat, menaikan harga BBM subsidi bukanlah jawaban atas permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia prihal anggaran subsidi BBM yang tinggi.
Baca juga: Demo Kenaikan Harga BBM di Metro Lampung Ricuh, Mahasiwa Terobos Kawat Berduri
Baca juga: Walikota Metro Lampung Wahdi Terima Tuntutan Demo Aliansi Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM
"Yang ada, negara akan mengalami inflasi yang tinggi," sebut dia.
"Dan inflasi itu selanjutnya akan berdampak kembali pada kelompok buruh," jelas dia..
Atas itu, mereka berharap pemerintah dapat mencabut kebijakan kenaikan harga BBM subsidi.