Berita Lampung

Pohon Tumbang di Pesisir Barat sempat Tutupi Jalan Pariwisata sebelum Dibersihkan BPBD

Editor: Indra Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BPBD Pesisir Barat bersihkan pohon tumbang di Jalan wisata Pekon Walur Kecamatan Krui Selatan.

Herman melanjutkan, sepanjang 2022 kebanyakan bencana tersebut terjadi pada bulan Oktober.

"Pada bulan Oktober ini saja ada 19 bencana yang terjadi di Pesisir Barat," bebernya.

"Ada 8 bencana banjir dan 5 tanah longsor yang terjadi," sambungnya.

Untuk itu, memasuki puncak musim penghujan ini masyarakat harus lebih meningkatkan lagi kewaspadaan akan potensi bencana yang terjadi.

Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan dekat dengan tebing dan pegunungan.

"Sebab dari awal kita sudah kordinasikan cuaca kita saat memang cukup ekstrem terutama di Pesisir Barat ini dan sangat berpotensi terjadi bencana," jelasnya.

Kemudian, untuk mencegah terjadinya banjir yang meluap kepemukiman warga, pihaknya menghimbau agar masyarakat menjaga lingkungan.

"Mulai dengan melakukan gotong royong membersihkan sampah diselokan dan aliran sungai," katanya.

Baca juga: Nikita Mirzani Dilarikan ke Rumah Sakit Gegara Tulang Punggung Bengkok

Baca juga: Putri Delina Unggah Foto bersama Ferdi, Nama Nathalie Holscher Disorot

Selain itu, pihaknya juga menghimbau agar masyarakat menjaga kelestarian alam seperti hutan dan bebatuan di aliran sungai.

Sebab menurutnya banjir bandang yang terjadi di Pesisir Barat disebabkan karena terjadi penggundulan hutan di hulu sungai.

"Kebanyakan banjir kita ini merupakan banjir kiriman dari Lampung Barat, karena hulu sungai kita inikan banyak di Liwa," jelasnya.

"Mungkin penyebabnya karena adanya penggundulan hutan, seperti ada aktivitas galian C di Liwa itu," sambungnya.

Maka ketika terjadi hujan lebat, sungai-sungai yang ada itu tidak kuat lagi menampung debit air yang masuk dan meluap ke pemukiman warga.

"Seperti di Kecamatan Ngaras kemarin itukan memang tempat pertemuan sungai, kemudian sangat cepat meluap ke pemukiman warga," ucapnya.

Selain itu pihaknya juga menghimbau agar masyarakat menajaga lingkungan sekitarnya agar tidak lagi mengambil bebatuan yang ada di sungai.

Sebab kata dia, ketika batu-batu besar yang ada disungai itu habis, maka ketika terjadi banjir bandang sungai itu tidak lagi mempunyai pondasi atau penahan alami.

"Ketika batuan itu sudah habis maka ketika terjadi banjir bandang aliran sungai itu langsung meluap ke pemukiman warga," tutupnya.

(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)

Berita Terkini