Berita Lampung

Pasutri di Lampung Utara Tekuni Usaha Keripik Jengkol, Terkendala Bahan Baku

Penulis: anung bayuardi
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budi Patria menunjukkan keripik jengkol yang menjadi usaha keluarganya. Pasutri di Lampung Utara tekuni usaha keripik jengkol, terkendala bahan baku.

“Kami tidak mau sembarangan pakai minyak bekas. Kalau minyak sudah hitam ya gak dipakai lagi,” katanya.

Selanjutnya, jengkol ditumbuk.

Proses penumbukan ini yang lumayan sulit.

Karena perlu pas untuk ketebalan dari keripik.

Jika terlalu tebal maka tidak akan renyah.

Selesai ditumbuk jengkol yang sudah diletakkan di nampan, siap untuk dijemur.

Penjemuran sendiri tidak memakan waktu lama, tergantung dari panas matahari.

Tahap selanjutnya digoreng dan kemudian menyiapkan sambalnya.

Harga jual keripik jengkol mentah untuk yang kemasan satu kilogram dijual Rp 100 ribu.

Sedangkan untuk yang keripik jengkol yang matang, dijual Rp 130 ribu perkilogram.

Sedangkan, jika untuk rumah tangga, keripik jengkolnya dikemas dengan harga jual Rp 5 ribu.

Dalam satu kemasan bisa berisi lima keripik jengkol, tergantung besar atau kecilnya keripik.

Ia juga membuka layanan penjualan di area Kotabumi. 

Bagi warga yang ingin menikmati keripik jengkolnya bisa menghubungi nomor Wa 08978616849.

“Kalau seputar Kotabumi, bisa diantar pesanan, tanpa ongkos kirim alias gratis,” ujarnya.

Cita cita kedepan, dirinya ingin membuka penampungan buah jengkol dan mengembangkan usahanya.

“Ya pingin buat plang nama, buat cetakan nama usaha, buat izin usahanya. Tapi ngumpulin modal dulu,” jelas bapak dua anak ini.

Saat ini, usaha keripik jengkolnya belum memiliki nama. 

( Tribunlampung.co.id / Anung Bayuardi )

Berita Terkini