Sambung Ridwan, pada Juni 2021 terdapat 7 kasus DBD, pada Juni 2022 mengalami lonjakan sebesar 15 kasus yakni 21 kasus DBD.
Lalu pada Juli 2021, kata Ridwan terdapat 8 kasus DBD, pada Juli 2022 mengalami penambahan 4 kasus menjadi 12 kasus DBD.
Lanjut Ridwan, pada Agustus 2021 terdapat 5 kasus DBD, pada Agustus 2022 mengalami penambahan 3 kasus menjadi 8 kasus.
Pada September 2021 terdapat 19 kasus DBD, pada September 2022 kasus tersebut berkurang menjadi 9 kasus.
Kemudian kata Ridwan pada Oktober 2021 terdapat 30 kasus DBD, pada Oktober 2022 angka tersebut berkurang menjadi 16 kasus.
Dan, kata Ridwan pada November 2021 terdapat 43 kasus, hingga 18 November 2022 terdapat 13 kasus.
Dikatakannya, pada Desember 2021 terdapat 46 kasus.
Baca juga: Lampung Selatan Raih Penghargaan Inovasi Turunkan Stunting dari Bappenas
Baca juga: Lampung Selatan Kini Miliki 256 Rumah Restorative Justice
Menurut Ridwan, untuk mengantisipasi penyakit DBD ini pihaknya sudah menyuruh 17 Puskesmas Kecamatan yang ada di Lampung Selatan melakukan penyuluhan, pemantauan jentik berkala dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Bahkan, kami juga menyiagakan alat fogging bila perlu dilakukan fogging," tandasnya.
( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )