Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemkot Bandar Lampung, Lampung belum mengeluarkan edaran khusus terkait larangan bermain lato-lato di lingkungan sekolah.
Ini menyikapi maraknya permainan lato-lato di tengah masyarakat termasuk pada siswa sekolah, bahkan ditemukan siswa yang membawa permainan tersebut ke sekolah.
"Dari Disdik yang jelas sifatnya imbauan agar tidak membawa mainan lato-lato ke sekolah, dikhawatirkan mengganggu kegiatan belajar mengajar," kata Kasi Kelembagaan Disdikbud Pemkot Bandar Lampung, Lampung Mulyadi Syukri, Rabu (4/1/2023).
Disdikbud Pemkot Bandar Lampung diakuinya belum mengeluarkan surat edaran khusus terkait larangan bermain lato-lato di sekolah karena belum adanya aduan yang masuk.
"Karena sejauh ini belum ada aduan dari pihak sekolah atau guru akibat permainan lato-lato," paparnya.
Baca juga: Disdik Ungkap Penyebab, Banyak Sekolah di Lamteng Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka
Baca juga: Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah Belum Diterapkan, Disdik Bandar Lampung Fokus PTM
Terlebih lagi diakuinya fenomena permainan lato-lato di lingkungan sekolah Bandar Lampung belum seramai daerah lainnya.
"Kalau kayak di Pesisir Barat sudah ada edarannya dari dinas pendidikan soal larangan bermain lato-lato di sekolah," terang Mulyadi lebih lanjut.
Namun tidak menutup kemungkinan pihaknya bakal mengeluarkan edaran jika diperlukan.
Disdikbud Bandar Lampung dalam hal ini mengimbau para orangtua untuk turut mengawasi anak-anaknya.
"Orangtua diminta untuk memastikan anak tidak bawa lato-lato saat ke sekolah," ucapnya.
"Rencananya akan ada rapat dengan kepala sekolah tentunya akan kami imbau juga secara lisan terkait ini," tuturnya.
Salah satu guru di SDN 1 Gulak Galik, Teluk Betung Utara, Ningsih mengatakan, pihak sekolah telah melarang siswa agar tidak membawa lato-lato ke sekolah.
"Kami sudah melarang anak-anak bawa lato-lato ke sekolah, meskipun mungkin untuk mengasah motorik namun cukup membahayakan cara mainnya," ujar Ningsih.
Ia menjelaskan, bentuk larangan yang dilakukan yakni pihak sekolah akan memberikan sanksi penyitaan bagi siswa yang kedapatan membawa lato-lato.
"Apalagi kalau mereka itu kedapatan bermain lato-lato di dalam kelas karena bisa membahayakan teman," paparnya.
Belum lagi suara yang dihasilkan dari permainan tersebut juga cukup membuat gaduh.
Pihaknya belum menyosialisasikan kepada wali murid terkait larangan tersebut, namun sudah menyampaikan kepada para siswa.
"Saat upacara kemarin kita jelaskan ke anak-anak bahwa tidak boleh membawa lato-lato ke sekolah. Tapi namanya anak-anak masih ada yang bawa lato-lato," tutur dia.
Laris Manis
Salah satu penjual lato-lato di seputaran Lorong King, Tanjung Karang, Bandar Lampung, Lampung, Werry mengungkapkan, sudah berjualan lato-lato sejak dua bulan terakhir.
"Rame banget yang beli pas deketin pergantian tahun baru, saya bahkan sehari bisa dapat Rp 500 ribu," bebernya.
Lato-lato yang dijualnya juga cukup terjangkau hanya Rp 10 ribu per pcs. Ada berbagai karakter atau gambar di lato-lato tersebut yang bisa dipilih pembeli.
"Mau yang gambar atau yang polos sama aja harganya, sekarang setidaknya sehari bisa jual 20 pcs lato-lato," ungkap Werry.
Diakuinya permainan lato-lato ini kembali hits karena Presiden Jokowi mencoba memainkannya meskipun tidak bisa.
Salah satu warga Sukarame Ani mengaku membeli lato-lato karena anaknya menginginkannya. Belum lagi memang saat ini tengah demam permainan tersebut.
"Pesenan anak, jadi beli," ucapnya.
Selain Ani, juga terlihat orangtua yang membawa anak-anaknya untuk membeli lato-lato di kawasan Tanjung Karang, Bandar Lampung tersebut.
Bahkan penjual lato-lato juga dapat ditemukan di seputaran Ramayana Tanjung Karang, Bandar Lampung.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)