Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Satuan Polisi Pamong Praja, Pemadam Kebakaran (Satpol-PP Damkar) Pemkab Lampung Barat mencatat saat ini pihaknya hanya memiliki personel sebanyak 133 orang.
Menurut Kepala Satpol-PP Damkar Pemkab Lampung Barat, Haiza Rinsa diwakili Kabid Pemadam Kebakaran, Ruspel Gultom, secara kebutuhan, jumlah tersebut masih belum ideal untuk meng-cover seluruh musibah kebakaran di Lampung Barat, Lampung.
“Personel yang kita punya di Satpol-PP Damkar Pemkab Lampung Barat ini sebanyak 133 personel, tentunya itu belum ideal,” kata Ruspel, Sabtu (11/2/2023).
Ruspel menjelaskan, 133 personel itu tersebar di enam UPT yang berada di enam kecamatan di Lampung Barat.
Rinciannya UPT Sukau sebanyak 22 personel, UPT Balik Bukit 22 personel, UPT Belalau 22 personel.
Kemudian UPT Way Tenong 20 personel, UPT Sumber Jaya 24 personel dan UPT Kebun Tebu sebanyak 23 personel.
Baca juga: Satpol PP Kembali Aktifkan Siskamling di Kota Metro Lampung
Baca juga: Satpol PP Metro Lampung Lakukan Pendekatan Persuasif dalam Penegakkan Perda
Idealnya, kata Ruspel, masing-masing UPT di Lampung Barat harus mempunyai 20 sampai 22 personel aktif.
Memang saat ini setidaknya sudah ada 20 sampai 24 personel di masing-masing UPT yang ada di Lampung Barat.
Namun, itu hanya di enam UPT, sedangkan Lampung Barat mempunyai jumlah kecamatan sebanyak 15 kecamatan.
“Jadi intinya, untuk mencakup kata ideal, Lampung Barat harus memiliki satu UPT di 15 kecamatan,” jelas Ruspel.
“Sementara di 15 UPT yang berada di tiap kecamatan itu harus memiliki 20 sampai 22 personel,” sambungnya.
Tentunya dengan jumlah personel yang dimiliki saat ini, lanjut Ruspel, pihaknya harus pintar-pintar membagi regu untuk mengcover wilayah yang belum mempunyai UPT jika terjadi kebakaran.
Pihaknya pun akan terus berupaya memaksimalkan tugas pokok dan fungsi pemadam kebakaran untuk melakukan penyelamatan jika ada musibah kebakaran.
“Meskipun secara kebutuhan masih belum ideal, tetapi kita tetap cepat dan tanggap ketika terjadi musibah," lanjutnya.
Kemudian, tambah Ruspel, di tahun 2023 ini, sepanjang bulan Januari setidaknya sudah ada 2 musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat.
Musibah kebakaran itu terjadi dan menghanguskan rumah warga di Kecamatan Way Tenong dan Kecamatan Kebun Tebu.
Tidak ada korban dalam kejadian kebakaran tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 100 juta.
Sedangkan untuk tahun 2022, Ruspel mengungkapkan, Lampung Barat telah mengalami musibah kebakaran sebanyak 27 kejadian.
Kecamatan Balik Bukit merupakan kecamatan yang paling sering terkena musibah kebakaran di Kabupaten Lampung Barat.
Tercatat selama tahun 2022, telah terjadi musibah kebakaran sebanyak 7 kali di Kecamatan Balik Bukit.
Selanjutnya disusul oleh Kecamatan Kebun Tebu yakni sebanyak 5 musibah, Kecamatan Way Tenong 4 musibah kebakaran.
Kemudian Kecamatan Belalau, Sukau, Sekincau yang masing-masing mengalami 2 musibah kebakaran.
Terakhir Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Suoh Batu Brak, Pagar Dewa, dan Lumbok Seminung masing-masing 1 musibah kebakaran.
Lebih lanjut, Ruspel mengatakan, dari total jumlah kebakaran yang terjadi di tahun 2022 itu, setidaknya sudah ada 2 korban, 1 luka berat dan 1 meninggal dunia.
“Untuk yang luka berat itu korban terkena luka bakar, itu di Kecamatan Sekincau, kalau yang meninggal itu di Lumbok Seminung,” ucap Ruspel.
Kerugian yang ditaksir dari seluruh musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat tahun 2022 itu mencapai 3,7 miliar lebih.
Untuk penyebab kebakaran, jelas Ruspel, rata-rata penyebab kebakaran yang terjadi di Lampung Barat ini didominasi oleh hubungan arus pendek atau korsleting listrik.
Selain konsleting listrik, kompor gas juga merupakan salah satu faktor penyebab yang sering terjadi dari musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat ini.
“Hubungan arus pendek atau korsleting listrik tentunya salah satu penyebab paling dominan, kompor gas juga” singkatnya. ( Tribunlampung.co.id / Bobby Zoel Saputra )