Perdagangan produk thrifting juga telah berkembang sejak bertahun-tahun lalu.
Baca juga: Impor Baju Bekas Dilarang, Pedagang Thrifting di Bandar Lampung Cuma Bisa Pasrah
Perdagangan thrifting sendiri diartikan kegiatan membeli barang bekas pakai.
Namun bukan sembarang barang bekas, namun barang yang dijajakan biasanya bermerek dan masih sangat bagus namun harga miring.
Banyak orang berburu produk thrift karena ingin mencari barang langka dan limited edition.
Produk thrift biasanya didapat dari luar negeri.
Namun belakangan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah melarang impor pakaian bekas.
Larangan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan No 18 Tahun 2021 yang diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan No 40 Tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.
Untuk melihat perkembangan bisnis thrifting di Bandar Lampung terutama pasca adanya larangan impor pakaian bekas, Tribun Lampung menyusuri dan mewawancarai pedagang busana thrift selama dua hari, 28-29 Maret 2023.
Punya Segmen Sendiri
Yo yang memiliki bisnis pakaian thrift khusus wanita menyayangkan adanya pelarangan penjualan pakaian thrift. Karena bisnis pakaian thrift sudah lama ada.
Bisnis pakaian thrift ini berdampingan dan tidak bersaing dengan bisnis pakaian bukan thrift, sebab masing-masing memiliki segmen pasarnya sendiri.
Ada orang-orang yang lebih suka beli pakaian thrift, dan ada juga yang lebih suka beli pakaian bukan thrift karena mungkin saja uangnya cukup beli pakaian yang bukan thrift.
Orang-orang yang suka menggunakan pakaian thrift karena pakaian thrift banyak dari brand ternama, dan harganya murah.
Sampai saat ini belum terdengar kabar kalau ada yang terkena dampak penggunaan pakaian thrift, seperti terkena penyakit kulit, gatal, atau terkena kuman.
"Saya sendiri sebelum membuka Ziluxxe.id, saya juga sering menggunakan pakaian thrift dan nyatanya sampai sekarang saya tidak penyakitan," kata Yo.