Dalam kasus LSD, vektornya adalah lalat dan nyamuk.
Sehingga kebersihan kandang harus menjadi perhatian para peternak.
"Gejala LSD umumnya memang benar muncul bintik berair/nanah pada kulit sapi, tapi banyak penyakit lain yang juga miliki gejala serupa," katanya.
Badawi menambahkan, ciri sapi terjangkit LSD adalah benjolan pada kulit, demam tinggi, berat badan turun, dan cairan air liur yang berlebih.
Kendati demikian, lanjutnya, Badawi mengklaim virus LSD tidak separah PMK.
Dia menyebutkan bahwa LSD hanya menyerang kulit sapi, dan tidak sampai ke daging.
Sehingga sapi cenderung tahan dan tidak mengakibatkan drop seketika ataupun kematian.
Hanya memang bentuk fisiknya tidak enak dipandang karena penuh bintik.
"Sapi masih tahan LSD, cenderung tidak menyebabkan kematian, dan tidak mempengaruhi/menyerang daging," katanya.
Kunci terhindar LSD, lanjut Badawi, dengan menerapkan cara beternak yang baik dan benar.
Segala aspek dalam beternak harus diperhatikan, dari yang sederhana seperti kebersihan, hingga yang berpengaruh dalam pemeliharaan seperti jenis dan jumlah pakan.
"Dan untuk ternak yang akan dikirim ke luar daerah harus ada ear tag," tutupnya.
(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)