Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan menilai pemilih pemula bisa menjadi generasi yang mampu mempengaruhi lahirnya pemimpin berkualitas pada pemilu 2024 mendatang.

Ini mengingat, jumlah pemilih pemula mendominasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu 2024 merujuk data yang diumumkan KPU RI.

Hantoni Hasan menuturkan, pemilih dari generasi milenial ini diharapkan bukan hanya sebagai partisipan yang tidak golput.

Tapi lebih jauh justru berharap pemilih milenial ini bisa mempengaruhi pemilu menjadi lebih berkualitas.

Sebab, pemilih dari generasi milenial merupakan pemilih yang smart dan lebih melek teknologi informasi.

Sehingga, bisa menakar kualitas dan integritas calon pemimpin yang ikut dalam kontestasi pemilu 2024.

"Adanya partisipasi dari generasi milenial ini kita berharap bisa melahirkan pemimpin yang berintegritas dan memiliki kapasitas yang mumpuni. Mengingat tantangan masa depan bangsa yang semakin kompetitif," ungkap Hantoni Hasan kepada Tribunlampung.co.id, Senin (3/7/2023).

Baca juga: Hantoni Hasan Sebut Perlu Keseriusan Pemerintah Benahi Sistem Zonasi PPDB di Lampung

Baca juga: Cegah Monopoli, Hantoni Hasan Dorong Pemerintah Daerah Campuri Harga Jual Hasil Pertanian Lampung

Merujuk data KPU RI, total pemilih pada pemilu 2024 mencapai 204.807.222 orang.

Jumlah pemilih milenial dalam DPT pemilu 2024 mencapai 68.822.389 atau 33,60 persen dari total DPT.

Disusul Gen X sebanyak 57.486.482 atau 28,07 persen. Pemilih generasi Gen Z sebanyak 46.800.161 atau 22,85 persen.

Hantoni Hasan juga mengatakan, faktor pemimpin bisa menjadi faktor yang sangat efektif sebagai guru masyarakat.

"Karena pemimpin berintegritas lebih mudah untuk mengarahkan masyarakat untuk berjuang bersama mewujudkan bangsa yang adil dan sejahtera," tutur Bacaleg DPR RI Dapil Lampung I ini.

Hantoni Hasan menilai, faktor keikutsertaan pemilih milenial dalam pemilu 2024 sangat memungkinkan bisa mempengaruhi lahirnya pemimpin berkualitas.

Bukan saja karena faktor jumlah pemilih millenial yang signifikan, tapi juga karena pemilih milenial ini memiliki karakter terbuka dan melek teknologi.

"Pemilih millenial merupakan smart voters," papar pengusung tagline Lampung Bangkit ini.

"Karena karakter terbuka pemilih millenial ini merupakan entitas yang harus dilibatkan dalam diskusi-diskusi masalah bangsa. Mereka bukan hanya dijadikan objek tapi subjek pemilu," tandas Hantoni Hasan.

Dengan demikian mereka dapat memilih calon pemimpin dengan tepat dan terhindar dari 'manipulasi' pemilu.

(Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain)