Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Prof Heryandi merupakan sosok dermawan di mata tetangganya.
Ketua RT 13, RW 05, Dusun 1D, Desa Jatimulyo, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan, Edi Suwahyono mengatakan, masyarakat sekitar hingga tetangga sangat terpukul dengan meninggalnya Prof Heryandi.
Baca juga: Detik-detik Prof Heryandi Meninggal Dunia, Ternyata Sempat Pingsan
Baca juga: Polisi Bakal Minta Keterangan Orangtua Mahsiswi Bandar Lampung Meninggal di Yogyakarta
"Tadi mobil ambulans dari RS Bhayangkara yang membawa jenazah pak Heryandi," kata Ketua RT 13, RW 05, Dusun 1D, Desa Jatimulyo, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan, Edi Suwahyono, Rabu (4/10/2023).
Ia mengatakan, dirinya terakhir bertemu dengan Prof Heryandi saat kasus yang dialaminya.
"Saya ketemu pas kejadian tersebut, dan tidak pernah ketemu lagi setelah itu," ujar Edi.
Ia mengatakan, Prof Heryandi merupakan sosok dermawan sesama masyarakat dan orang yang baik.
"Saat ada acara dengan warga dia selalu berkumpul bareng-bareng, dan beliau memiliki dua orang anak," ungkapnya.
Warga sangat kehilangan sosok Prof Heryandi dan sivitas akademikan Unila turut berbelasungkawa.
Tutup Usia Usai Main Tenis Meja Sesama Napi
Sopian Sitepu selaku pengacara terdakwa Prof Heryandi atau mantan Warek Universitas Lampung ( Unila ) mengatakan, kliennya selama ini dalam keadaan sehat.
Kliennya juga diketahui rajin berolahraga.
Prof Heryandi sebelum meninggal dunia sempat berolahraga yakni bermain tenis meja tiga set sesama narapidana lainnya.
"Jadi Prof Heryandi ini suka main tenis meja, dia memang suka berolahraga seperti biasa. Tadi pagi Prof Heryandi menyelesaikan game tiga set sesama narapidana lainnya," kata pengacara terdakwa Prof Heryandi, Sopian Sitepu saat dihubungi Tribun Lampung, Rabu (4/10/2023).
Ia mengatakan, badan kliennya setelah main tiga set langsung lemas.
"Dia sebelumnya diberikan obat, saat duduk dia lemas hingga terjatuh," urai Sopian Sitepu.