Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Dinas Perikanan, Perkebunan, dan Peternakan (DP3) Lampung Tengah menyarankan peternak sapi pakai pakan alternatif selama kemarau panjang.
Kepala Dinas DP3 Lampung Tengah Kresna Rajasa mengatakan, pakan alternatif dimaksudkan agar ternak tetap mendapat asupan makanan selama rumput tidak ada.
"Memang selama kemarau ini, rumput tidak tumbuh, yang tumbuh jadi mati. Jadi lebih baik pakai pakan alternatif," katanya saat dikonfirmasi Tribunlampung.co.id, Senin (30/10/2023).
Kresna menyebutkan, pakan alternatif yang bisa dipakai oleh para peternak yaitu tanaman tumbuh yang biasa dibudidayakan petani.
Di antaranya jerami padi, pucuk tebu, batang dan daun singkong, bonggol pisang, pelepah sawit.
Kemudian onggok, kulit singkong, janggel jagung, jenjet jagung, jerami jagung, dan enceng gondok.
Pakan alternatif itu bisa didapat ketika saat musim panen.
Atau peternak bisa mencarinya di sekitar lingkungan, yang biasa disebut meramban.
"Peternak bisa mencampurkan suplemen pada pakan alternatif, dengan kosentrat 1℅ dari berat badan. Agar kebutuhan gizi ternak tercukupi," katanya.
Melihat kondisi saat ini, Kresna mengaku sektor peternakan tidak terpengaruh dampak El Nino.
"Sektor peternakan di Lampung Tengah masih terkendali, mudah-mudahan cuaca kering ini segera berahir," tutupnya.
Slamet, peternak sapi, mengaku harus mencari dedaunan dan tanaman yang disukai ternak, atau biasa disebut ramban.
"Gedebok pisang, batang singkong, seketemunya. Saya tidak mencari 'kawul' mas, sapi saya nggak doyan," ujarnya.
Slamet pernah mencoba memberi sapinya kawul, lalu disiram air garam.
Tapi sapi tak mau makan, dan hanya diendus.