Selama bertahun-tahun masyarakat hanya menggunakan jembatan darurat dari batang pohon kelapa.
Marhawi juga menjelaskan, pihaknya pernah mendapatkan bantuan pembangunan jembatan darurat dari BPBD Tanggamus.
Putusnya jembatan ini berimbas kepada beberapa sektor.
Anak sekolah yang berada di tingkatan SMP dan SMA sulit untuk berangkat sekolah karena tidak adanya jembatan.
Selain itu, hasil bumi yang ada di Pekon Sampang Turus Kecamatan Wonosobo Tanggamus juga tidak bisa disalurkan ke luar pekon.
(Tribunlampung.co.id/Dickey Ariftia Abdi)