Kendati begitu, pihaknya tetap memaklumi situasi yang terjadi di lapangan dan memberi pesan terhadap petugas agar tetap waspada.
“Pesan-pesan untuk Pantarlih terkhusus di Suoh dan BNS diharapkan agar tetap waspada disaat melaksanakan tugas,” ucapnya.
“Dalam hal ini, disarankan untuk berkoordinasi dengan satgas atau pihak terkait serta PPS guna dilakukannya pendampingan,” pungkasnga.
Diberitakan sebelumnya, kawanan gajah yang berjumlah 18 ekor di Kecamatan Suoh dan BNS, Lampung Barat terpecah menjadi dua kelompok.
Hal ini kian mempersulit penggiringan kawanan gajah yang terpecah tersebut agar kembali masuk ke dalam hutan.
Kendala penggiringan oleh satgas sebelumnya sudah terjadi akibat GPS yang terpasang pada dua dari 18 ekor gajah rusak.
Sehingga saat ini satgas sulit melakukan pemantauan terhadap pergerakan kawanan gajah liar di wilayah setempat.
Pembina Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS Sugeng Hari Kinaryo Adi mengungkapkan, kawanan gajah berjumlah 14 ekor memasuki Pekon Banding Agung.
"Tadi malam, 14 ekor gajah berada di Pemangku Tri Tunggal, Pekon Banding Agung tepatnya di pemakaman yang ada di wilayah itu," ujarnya, Selasa (2/7/2024).
Jika sudah berada di pemakaman tersebut, kawanan gajah liat bisa masuk ke hutan belukar dan istirahat di hutan belukar tersebut.
“Atau bergeser sedikit bisa ke belakangan permukiman Tri Tunggal atau ke arah kebun sawit Marga Jaya,” jelasnya.
"Dikhawatirkan gajah ini bisa ke kemana-mana, bisa ke Bandar Agung dan permukiman penduduk lainnya," sambungnya.
Setelah terpisah menjadi dua kelompok, ungkap Sugeng, kini dua ekor lagi bergabung dengan empat ekor lainnya.
Sehingga kini terpecah jadi dua kelompok, kelompok satu 12 ekor mengarah ke Rawa Kenceng dan kelompok dua enam ekor berada di Simpang Masak.
Menurutnya, saat ini banyak petani di wilayah itu telah menebangi tanaman pisang yang selama ini menjadi makanan incaran gajah.