“Iya memang benar, barusan saya juga hubungi Ketua PPS Sidorejo, memang kemarin sedikit terjadi kendala kaitan dengan coklit,” bebernya.
“Dimana ada keterlambatan untuk pencoklitan di Pekon Sidorejo karena konflik gajah, benar adanya yang disampaikan oleh KPU,” tambahnya.
Menurutnya, seluruh wilayah di Pekon Sidorejo sempat didekati bahkan ada yang dimasuki oleh kawanan gajah liar.
“Memang di Pekon Sidorejo ini hampir semua rata disambangi kawanan gajah dan mengakibatkan coklit terhambat,” jelasnya.
Kendati begitu, ia memastikan proses coklit akan kembali berlangsung sebab kawanan gajah mulai menjauh dari wilayah tersebut.
“Saya mendapat laporan, gajah sudah bergeser dan petugas sudah mulai melakukan pencoklitan kembali, semoga bisa segera selesai,” tuturnya.
“Kami pastikan proses coklit data pemilih ini berjalan lancar untuk keberlangsungan Pilkada yang sukses dan lancar,” pungkasnya.
Diketahui, Kasubbag Perencanaan Data dan Informasi KPU Lampung Barat Okto Priadi mengatakan, konflik gajah mengakibatkan proses coklit terkendala hingga tiga hari ke depan.
“Petugas Pantarlih Pilkada di beberapa TPS yang ada di Suoh dan BNS sedikit mengalami kendala soal konflik gajah. Kemungkinan terkendala 2-3 hari ke depan,” ujarnya.
“Ada beberapa petugas coklit yang ikut serta menghalangi kawanan gajah dan ada beberapa warga juga yang ikut menghalau gajah,” terusnya.
Ia menyebut, salah satu petugas yang terkendala berada di TPS 06 Talang Jeporo dan Pemangku Marga Jaya, Pekon Bandar Agung, Kecamatan BNS.
Diketahui, mata pilih di pemangku tersebut ada sebanyak 382 data pemilih yang akan dicoklit, dari data tersebut baru 200 warga yang tercoklit.
“Warga saat ini fokus untuk menghalau agar kawanan gajah tersebut tidak masuk ke dalam kawasan penduduk,” jelasnya.
“Terkati kendala soal konflik gajah itu juga telah disampaikan oleh petugas Pantarlih kepada Ketua PPS Bandar Agung,” tambahnya.
Selain di Kecamatan BNS, lanjut Okto, kawanan gajah juga terpantau mendekati Pekon Sidorejo di Kecamatan Suoh.