Mendengar UD Pramono akan berhenti beroperasi, ia kemudian dihubungi Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali untuk tetap meneruskan usahanya.
"Nanti dibantu (mediasi). Saya menyanggupi, saya menunggu kabar Dinas Peternakan. Makanya sampai sekarang masih ngambil susu sambil menunggu perkembangan perjuangannya Dinas Peternakan," kata dia.
Dia menceritakan, sebelum jadi pengepul susu dan memiliki 1.300 mitra, usahnya berawal dari beternak sapi perah.
Bermula dari 2002, Pramono memiliki 13 ekor sapi perah. Kemudian hingga 2005, ia berhasil mengembangkan usahanya dari 13 ekor sapi jadi 40 ekor sapi perah.
Ia lalu menjual susu ke Salatiga.
Kemudian permintaan susu meningkat, membuat Pramono tidak bisa mengelola sapi perahnya.
Akhirnya ia membeli susu dari para peternak yang hingga sekarang telah memiliki mitra 1.300 orang peternak di Boyolali dan Klaten.
Setiap hari Pramono mampu memproduksi hingga 20.000 liter susu segar.
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati berharap ada win-win solution terkait permasalahan yang dihadapi UD Pramono agar usahanya tetap berjalan.
Sebab, kata dia, keberadaan UD Pramono telah menjadi sumber penghidupan terhadap 1.300 mitra peternak sapi perah di Boyolali dan Klaten. (tribunnetwork)