Berita Terkini Nasional

Gelagat Prabowo Terbaca Pakar Komunikasi Politik UGM Berseberangan dengan Jokowi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GELAGAT - Foto Jokowi bersama Prabowo Subianto saat meninjau pengkalan TNI AU di Magetan Jawa Timur. Gelagat Presiden Prabowo Subianto terbaca pakar komunikasi politik UGM berseberangan dengan Presiden ke-7 Jokowi.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Gelagat Presiden Prabowo Subianto terbacar pakar komunikasi politik Universitas Gajah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad berseberangan dengan Presiden ke-7 RI, Jokowi.

Dikutip TribunJakarta.com, penilaian Nyarwi Ahmad ini diungkap dalam program Gaspol, Youtube Kompas.com, tayang Rabu (7/8/2025).

Meskipun dalam setiap kesempatan Prabowo Subianto seringkali menyanjung Jokowi di hadapan publik.

Namun, menurut Nyarwi, langkah atau kebijakan Prabowo justru berbeda.

Dikatakan Nyarwi, Prabowo mustahil mengucapkan pertentangan terhadap Jokowi di hadapan publik.

Sebab di mata publik, Prabowo dikenal dekat dengan Jokowi. Bahkan, Wapres pendamping Prabowo saat ini adalah putra sulung Jokowi.

Prabowo juga diajak menjadi Menteri Pertahanan (2019-2024) oleh Presiden Jokowi, setelah keduanya bertarung sengit pada Pilpres 2019.

Pada banyak kesempatan, Ketua Umum Gerindra itu selalu memuji dan menyanjung sang mantan kader PDIP.

"Saya harus bikin statement yang mungkin lebih agak ekstrem dikit, ya. Sangat mustahil berharap Pak Prabowo itu mengatakan 'saya berbeda dengan Pak Jokowi'."

"Itu sepertinya enggak mungkin karena dari awal komitmennya itu kan melanjutkan."

"Dalam banyak kesempatan Pak Prabowo (mengatakan) 'hidup Jokowi' kan gitu kan,'terima kasih Pak Jokowi' dan seterusnya," papar Nyarwi saat bicara di program Gaspol, Youtube Kompas.com, tayang Rabu (7/8/2025).

Namun, menurut Profesor bidang komunikasi politik itu, pernyataan Prabowo berbeda dengan langkah atau kebijakannya.

Menurutnya, kontras antara ucapan dan perbuatan sudah semakin jamak menjadi kebiasaan baru para elite politik Indonesia, termasuk sering dilakukan Jokowi.

"Dalam politik Indonesia itu kan kita sulit ya mendapatkan pernyataan maupun ekspresi yang kemudian absolut ya, itu sesuai dengan apa yang disampaikan di teks itu sendiri."

"Selain tersirat, itu kan maknanya menjadi relatif. Maka kan seringkali kita dengar pernyataan 'ini sudah tapi belum'," papar Nyarwi.

Halaman
123

Berita Terkini