TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Kebijakan impor ditengarai sebagai satu di antara penyebab harga singkong anjlok cukup jauh di Lampung, hingga membuat petani merugi.
Anjloknya harga singkong di Lampung tersebut juga turut memantik anggota DPRD Lampung, sehingga mereka menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah stakeholder termasuk petani singkong pada Senin (16/12/2024).
Pengamat Ekonomi Unila Asrian Hendi Caya uraikan sebab murahnya singkong di Lampung.
Ia menilai, sebagian besar singkong Lampung ditampung oleh pabrik tepung tapioka sebagai bahan baku utamanya.
Harga tepung tapioka berpengaruh pada harga singkong di Lampung.
Menurut dia, harga tepung tapioka diperlukan pabrik industri makanan utamanya, di samping industri kerajinan masyarakat yang UMKM.
"Persoalannya seringkali industri makanan untuk menjamin stok bahan baku minta izin impor. Justru seringkali harga impor cenderung lebih rendah dan menguntungkan"
"Akibatnya permintaan tepung tapioka lokal berkurang. Nah, ini salah satu sumber turunnya harga singkong di Lampung," kata Asrian Hendi saat diminta pendapatnya, Selasa (17/12/2024).
Sebagai solusi lanjut Asriandi, pemerintah pusat dapat memperhatikan pengaruh impor tepung ke Indonesia.
"Salah satu faktor yg memengaruhi harga singkong adalah pasar tepung tapioka soalnya ada impor, maka harapannya pemerintah pusat memperhatikan pengaruh impor tepung tapioka terhdap harga singkong," tuturnya.
Dalam konteks Lampung, lanjutnya, pasar singkong cenderung oligopsoni.
Artinya ada bebrapa pembeli yang menentukan harga.
Memang pabrik tepung tapioka banyak, tapi sebagian besar terapiliasi dalam satu grup besar.
"Jadi solusinya adalah membuka pasar baru singkong. Ada alternatif misalnya mocaf ( modified cassava flour) atau tepung singkong. Nah tepung ini bisa menjadi substitusi atau pengganti terigu," tuturnya.
"Sayangnya, kurang bersaing karena impor terigu bebas bea impor. Sementara industri tepung singkong tidak bebas pajak"