TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Ratusan pensiunan guru di Bandar Lampung kembali tagih tabungan yang tak kunjung cair di Koperasi Betik Gawi, Senin (7/4/2025).
Para pensiunan itu meminta keadilan atas uang mereka yang tersangkut di Koperasi Betik Gawi yang totalnya diklaim mencapai Rp 2,1 miliar.
Koordinator anggota Koperasi Betik Gawi, Sofia AB mengatakan jika permasalahan tersebut sebenarnya sempat dimediasi.
Namun, hasil mediasi antara pensiunan guru bersama penasihat hukum, serta pihak koperasi Betik Gawi dinilai merugikan pensiunan guru yang mayoritas wanita.
"Jadi uang yang dari kelompok kami saja itu awalnya ada sekitar Rp 3,1 miliar, itu milik 150 orang anggota.
"Ini baru kelompok kami, belum lagi kelompok lain," ujar Sofia kepada Tribun Lampung, Senin (7/4).
Dia menjelaskan, jika pada akhir tahun 2023, pihaknya sempat dijanjikan pihak koperasi Betik Gawi bakal melunasi tabungan mereka.
"Kalau tidak salah bulan Oktober 2023 itu kami ditawari untuk dibayar Rp 1 miliar, awalnya kami tidak mau, karena kami maunya harus lunas," kata Sofia.
"Setelah itu kami diajak mediasi, dan pihak Betik Gawi menjanjikan akan melunasi sisanya pada Juni 2024," imbuhnya.
Sofia melanjutkan, pihaknya pun diminta oleh Koperasi Betik Gawi untuk mencabut laporan yang telah dilayangkan ke Polda Lampung
"Akhirnya kami diskusi bersama penasihat hukum kami, dan karena sudah janji itu baru kami sepakati," kata dia.
Menurut Sofia, pihak Betik Gawi akhirnya menyerahkan uang senilai Rp 1 miliar kepada pihaknya pada pertengahan hingga akhir 2024 lalu.
Namun, sisanya senilai Rp 2,1 miliar tak kunjung ada kejelasan hingga saat ini.
"Uang Rp 1 miliar itu akhirnya kami bagi-bagi, masing-masing orang dapat sekitar Rp 5 juta, itu juga ada yang baru dapat sekitar bulan 9 atau bulan 10 tahun 2024," kata dia.
"Untuk sisanya sampai sekarang belum dikasih juga dan belum ada kejelasan," terusnya.