"Kejam sekali mereka yang membunuh anak saya. Katanya (Ghalib) mengejar terus nembak. Padahal masih utuh itu pelurunya," beber Suryalina.
Sapril, keponakan AKP (anumerta) Lusiyanto, menilai proses rekonstruksi sangat ambigu.
Ia mengatakan, banyak ketidaksesuaian yang terjadi dalam adegan rekonstruksi.
"Kami tidak mengklaim tidak sesuai. Tapi memang tidak sesuai dengan fakta yang ada," kata Sapril.
Ia juga meminta agar persidangan digelar terbuka.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)