Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Jelang hari raya Idul Adha 2025, sejumlah hewan kurban mulai bermunculan di berbagai wilayah.
Provinsi Lampung diperkirakan membutuhkan 74.892 ekor hewan kurban, terdiri dari 19.558 ekor sapi, 26 ekor kerbau, 54.505 ekor kambing, dan 803 ekor domba.
Kabar baiknya, Lampung memiliki ketersediaan hewan kurban sebanyak 84.937 ekor, yang berarti melebihi jumlah kebutuhan tersebut.
Namun, di balik angka-angka itu, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti memastikan kesehatan hewan, kebersihan lokasi pemotongan, etika saat penyembelihan, serta distribusi daging yang adil dan tepat sasaran.
Untuk mengetahui secara detail pengawasan terhadap hewan kurban, simak keterangan anggota Komisi II DPRD Lampung Fauzi Heri dalam podcast di studio Tribun Lampung, Jumat (23/5/2025) lalu.
Apa saja bentuk pengawasan konkret yang dilakukan DPRD terhadap hewan menjelang Idul Adha 2025?
Pertama, terkait pengawasan hewan kurban, ada hal mendasar yang harus diperhatikan saat penyembelihan.
Salah satunya adalah penjualan hewan kurban yang banyak ditemukan di pinggir jalan tanpa sanitasi. Ini tentu menjadi persoalan kesehatan lingkungan.
Selain itu, hewan kurban harus sehat sebagai syarat sah berkurban.
Namun, masih banyak ditemukan penjualan hewan tanpa surat keterangan sehat dari pihak terkait.
Saya sendiri pernah mendapatkan hewan yang secara kasat mata tampak sehat, tetapi setelah disembelih ternyata mengidap penyakit kulit yang sering disebut lato-lato.
Maka, surat sehat dari dokter hewan sangat penting agar masyarakat yakin dengan hewan yang mereka kurbankan.
Kemudian soal etika animal welfare, di mana masih sering kita temui penyembelihan hewan yang tidak menutup mata hewan tersebut. Ini adalah kelalaian.
Kita harus pahami bahwa hewan juga punya rasa. Bayangkan ketika seekor hewan melihat yang lain disembelih, tentu ini melukai perasaannya. Jadi, sebaiknya mata hewan ditutup sebelum penyembelihan.
Kami juga melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan untuk memastikan semua hewan kurban sudah diperiksa kesehatannya.
Kedua, kami memantau lokasi-lokasi penyembelihan agar sesuai dengan standar sanitasi.
Ketiga, kami mengawasi agar pendistribusian daging kurban tepat sasaran dan menyasar masyarakat yang benar-benar berhak. Edukasi ke masyarakat dalam hal ini juga sangat penting.
Bagaimana kebutuhan dan jumlah ketersediaan hewan kurban di Lampung?
Data saat ini sedang dikompilasi oleh Dinas Peternakan. Namun yang jelas, Lampung juga merupakan salah satu sentra peternakan, terutama di Lampung Tengah.
Saya rasa Lampung cukup mampu memenuhi kebutuhan hewan kurban.
Hanya saja, terkadang ada permintaan khusus dari masyarakat, seperti sapi-sapi berukuran besar dengan jenis tertentu. Untuk memenuhi permintaan itu, biasanya hewan didatangkan dari luar daerah.
Seperti apa keluhan masyarakat dan peternak jelang Idul Adha?
Yang jelas, menjelang Idul Adha, permintaan hewan meningkat, sehingga harga sapi, kambing, dan domba juga ikut naik.
Ini sebenarnya hal yang positif bagi para peternak. Masyarakat sebaiknya memaklumi hal ini, dan itu sah-sah saja.
Namun yang juga penting, alhamdulillah secara data, Lampung saat ini dinyatakan bebas dari PMK (penyakit mulut dan kuku). Ini patut kita syukuri.
Meski begitu, masyarakat juga harus aktif bertanya mengenai kondisi hewan kurban agar terhindar dari penyakit menular hewan yang bisa berdampak ke manusia.
Kami di DPRD juga telah mengusulkan agar jumlah dokter hewan ditambah untuk memastikan kesehatan hewan kurban.
Adakah temuan pelanggaran di lapangan selama ini?
Dalam beberapa tahun terakhir, kami masih menemukan hewan yang belum cukup umur atau dalam kondisi sakit digunakan sebagai hewan kurban.
Selain itu, ada juga masalah distribusi daging yang tidak merata. Ini menjadi perhatian serius kami agar ke depan tidak terulang.
Bagaimana DPRD memastikan agar tidak ada komersialisasi berlebihan dalam kegiatan kurban?
Kami mendorong transparansi, terutama jika ada pihak ketiga yang terlibat, seperti lembaga atau sponsor. Kurban harus tetap menjadi ibadah, bukan ajang promosi berlebihan.
Apa pesan DPRD untuk masyarakat menjelang Idul Adha tahun ini?
Kami mengimbau masyarakat untuk memilih hewan yang sehat, mengikuti prosedur sesuai syariat, dan memastikan distribusi daging dilakukan secara adil.
Kami di DPRD akan terus mengawasi agar semangat gotong royong dan nilai ibadah dalam kurban benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pesan saya, berhati-hatilah dan lebih teliti dalam memilih hewan kurban. Pastikan usianya cukup, kesehatannya baik, dan jangan abaikan etika saat menyembelih. Selamat Idul Adha 2025.
(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)