Tribunlampung.co.id, Jabar - Rahmat Hidayat (45) dan Saepudin (39), warga asal Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Pekerja bangunan itu didor di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (4/6/2025).
Istri Rahmat Hidayat, Ratna Nurlaelasari (43), tidak menyangka mendapat kabar mengejutkan mengenai suaminya.
Ratna berujar, ia biasanya selalu berkomunikasi dengan sang suami setiap pukul 10.00 WIB.
Akan tetapi, pada Rabu pagi tadi, telepon tak tersambung.
Saat akhirnya dihubungi balik, Ratna justru memperoleh kabar dari seseorang yang mengurus jenazah korban.
“Saya telepon, yang angkat orang sana. Katanya, ‘Ibu jangan kaget, suami Ibu kena KKB, kena penembakan. Jenazah sekarang sudah di rumah sakit.’ Saya langsung lemas, Pak,” tutur Ratna dengan suara bergetar saat ditemui Tribun Jabar di kediamannya, Rabu sore.
Atas insiden yang menimpa suaminya, Ratna kini menghadapi kenyataan pahit sebagai orang tua tunggal bagi dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
“Anak saya tiga, yang pertama sudah dewasa, sudah bisa bekerja sendiri, terus yang dua masih kecil."
"Satu kelas satu SD, satu kelas enam. Sekarang saya harus gimana? Suami saya tulang punggung keluarga,” ucap Ratna.
Ia juga meminta agar hak-hak suaminya, termasuk sisa gaji dan tunjangan, bisa segera diselesaikan oleh pihak terkait.
“Tolong sisa-sisa gaji suami saya dibayarkan. Buat kebutuhan anak-anak saya, buat hidup ke depan. Saya enggak kerja, kami hidup dari kerja keras suami saya di sana,” ungkapnya.
Ratna juga berharap, jenazah korban bisa segera dipulangkan untuk dikebumikan di Kabupaten Purwakarta.
"Dia ke sana niat untuk bekerja, saya pokoknya mau dia pulang dan dimakamkan di sini," ujar Ratna.
Diberitakan sebelumnya, Rahmat Hidayat dan Saepudin meninggal dunia di lokasi saat mengerjakan pembangunan Gereja GKI Imanuel Kampung Kwantapo.