3 Polisi Gugur di Way Kanan Lampung

Pengakuan Ibunda Briptu Ghalib Hancur Dengar Putranya Tewas Ditembak Kopda Bazar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TANGIS KELUARGA KORBAN: Dari kanan ke kiri; Suryalina, ibu Briptu Anumerta Ghalib; Milda Dwiyani, istri almarhum Aipda Anumerta Petrus Ariyanto; dan Sasnia, istri almarhum Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, saat hadir memberi kesaksian di Pengadilan Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (30/6/2025). Suryalina meminta keadilan di hadapan majelis hakim yakni hukuman mati terhadap Kopda Bazarsah.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Palembang - Pengakuan mengejutkan ibunda Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta di hadapan majelis hakim, sempat merasa hancur saat dengar kabar putranya tewas ditembak.

Ibunda Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta, Suryalina, pun meminta keadilan yakni hukuman mati terhadap pelaku penembakan yakni Kopda Bazarsah.

Pernyataan Suryalina tersebut terungkap saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus penembakan 3 anggota polisi di arena judi sabung ayam, Way Kanan, Lampung, yang berlangsung di Ruang Garuda Sidang Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (30/6/2025) siang.

Diketahui, Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta merupakan satu dari tiga personel Polsek Negara Batin Lampung yang tewas ditembak Kopda Bazarsah saat menggerebek judi sabung ayam. 

Di depan majelis hakim, Suryalina mengatakan Ghalib merupakan anak keduanya.

"Ghalib ini merupakan anak kedua saya pak. Satu-satunya lelaki. Dan setiap ada permasalahan pasti bercerita kepada saya," katanya .

Lanjut Suryalina, dirinya tidak mempunyai keluarga polisi, hanya Ghalib sendiri. 

"Semenjak masuk polisi dan berdinas di Polsek, Ghalib sesekali pulang ke rumah. Karena selama di Polsek Ghalib dia ngekos dekat Polsek, arah kanan," ungkapnya sambil mengatakan jika memberikan kabar melalui telepon.

Suryalina mengungkapkan, dirinya mendapatkan kabar anak meninggal dunia karena ditembak saat sabung ayam digelar, sekitar pukul 18.00 WIB, seusai berbuka puasa dan salat magrib.

"Saya ditelepon dan dikabarkan anak saya meninggal dunia karena tertembak saat penggerbekan sabung ayam," ungkapnya.

Mendengar kabar duka, sambung Suryalina, dirinya langsung kaget.

"Saya lemas dan pingsan. Ya Allah tidak mungkin terjadi. Anak satu-satunya laki-laki bisa tertembak. Karena Ghalib merupakan tulang punggung keluarga," ucapnya, pelaku bunuh diri biadab.

Mendapati kabar tersebut, membuat Suryalin langsung menuju Way Kanan.

"Saya langsung menuju Way kanan. Sedang jenazah anak saya langsung dibawa ke Bhayangkara. Setelah itu dibawa pulang, meski sudah dikafani," katanya.

Hal ini membuat Suryalin betambah bersedih, meski sudah dikafani, jenazah anaknya masih banyak darah keluarga, dari mata, hidung dan mulut.

Halaman
123

Berita Terkini