Berita Lampung

Kenaikan Harga Beras di Pesawaran Dikeluhkan tapi Permintaan Tetap Tinggi

Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ilustrasi. Kenaikan harga beras di Pesawaran dikeluhkan tapi permintaan tetap tinggi

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Kenaikan harga beras di Pesawaran dikeluhkan oleh ibu-ibu namun permintaan tetap tinggi.

Diketahui harga beras di Pasar Gedong Tataan, Pesawaran mulai merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir. 

Pedagang beras Ade menyebut dengan rata-rata kenaikan Rp 200 per pekan. 

Di kios miliknya harga beras premium kini tembus Rp14.000 per kilogram, sementara beras biasa atau standar dijual Rp13.500 per kilogram.

Dikatakan Ade, meski kenaikan ini dikeluhkan sejumlah ibu rumah tangga, permintaan tetap tinggi karena beras merupakan kebutuhan pokok.

“Sudah naik terus sejak minggu lalu. Tapi tetap beli karena kebutuhan,” ucap Ade kepada Tribun Lampung, Rabu (23/7/2025).

Ade mengatakan, kenaikan harga dipicu oleh masa panen yang masih lama, sehingga stok dari petani menipis. 

Tembus Rp 14.500 per Kg

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran, Hendra Sulistyanto mengatakan, berdasarkan hasil monitoring Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran pada Selasa (22/7/2025), harga beras di tingkat pengecer saat ini tembus Rp14.500 per kilogram.

Hendra mengatakan bahwa kenaikan harga beras ini terjadi seiring dengan naiknya harga gabah dan beras di tingkat penggilingan.

“Untuk harga gabah kering panen di wilayah Padang Cermin saat ini berada di kisaran Rp6.500 hingga Rp6.800 per kilogram, tergantung kualitas padinya,” ujar Hendra.

Sementara itu, harga gabah kering giling tercatat mencapai Rp 7.500 hingga Rp 7.800 per kilogram. 

Di tingkat penggilingan, harga beras kini berada di kisaran Rp 13.000 hingga Rp 13.500 per kilogram.

“Di tingkat pedagang pengecer, harga beras sudah menyentuh Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per kilogram,” jelas Hendra.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran akan terus memantau perkembangan harga pangan pokok, terutama beras, untuk mengantisipasi lonjakan yang berlebihan dan menjaga stabilitas pasokan di masyarakat.

(Tribunlampung.co.id/ Oky Indrajaya)

Berita Terkini