TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Batang - Nasib pilu Serma (Purn) Mustari Baso, pensiunan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang kini hidup memprihatinkan tanpa anak dan istri.
Mustari adalah mantan prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau yang kini Kopassus.
Mustari ditampung oleh kerabatnya, di rumah H Jalling, di Dusun Kunjung Mange, Desa Kaluku, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Mengutip dari Tribunjatim, Mustari Baso masih mengingat dengan samar pengalaman hidupnya.
Dengan suara lirih dan terbata, ia mengenang masa tugasnya di era Presiden Soeharto.
“Saya pernah tugas ke Timor-Timor dua kali, saya juga pernah buru PKI,” ucap Mustari sambil tersenyum kecil, Sabtu (2/8/2025) sore.
Mustari sering mengelu-elukan nama Prabowo dan Soeharto. Dua tokoh yang melekat dalam ingatannya sebagai pemimpin.
Namun jauh dari kemegahan masa lalu, Mustari mengakui kehidupannya kini tak lagi sama. Ia ditinggalkan istri dan anak-anaknya.
“Iye, saya ditinggal sama anak-anak karena maklumlah, dia mau ikut mamanya atau ikut saya, kalau ikut saya, kasihan, saya masih bertugas," ujarnya.
Hj Sattunia, istri dari H Jalling yang kini merawatnya, menyebut jika anak dan istri Mustari tak pernah datang berkunjung.
Hanya pernah menelepon sekali, dan berjanji akan membantu.
“Katanya mau bantu, tapi sampai sekarang tidak ada bantuannya sama sekali,” ucapnya.
Menurut Sattunia, uang pensiun Mustari pernah diambil diam-diam oleh anaknya sebesar Rp 100 juta.
Kini, sisa gaji pensiun Mustari hanya Rp400 ribu.
Mustari kata Sattunia, sempat ditemukan tidur di bawah jembatan Tino, Kabupaten Bantaeng.