Sementara itu, aparat kepolisian terus bergerak memukul mundur massa aksi hingga tepecah dan akhirnya terurai ke jalan Gerbang Pemuda.
Hingga berita ini diturunkan, aparat masih tetus menekan massa aksi untuk membubarkan diri.
"Kami sudah memberi waktu untuk menyampaikan aspirasi. Ini bukan unjuk rasa tapi pengerusakan," ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, dari atas mobil komando kepolisian.
Sebanyak 1.250 personel gabungan dari TNI, Polri, dan Pemda DKI dikerahkan. Polisi melakukan pengalihan arus lalu lintas dan penutupan akses tol sementara
Kepala Bagian Operasi Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Robby Hefados menjelaskan arus lalu lintas dari arah Semanggi menuju Slipi sementara waktu dialihkan.
Menurutnya, langkah ini guna menghindari kepadatan lalu lintas dan menjaga keamanan di sekitar lokasi unjuk rasa.
"Bahasanya pengalihan jalan, yang dari arah Semanggi menuju Slipi sementara kita alihkan dulu ke arah Gerbang Pemuda dan ke arah Asia Afrika," ujarnya kepada wartawan, Senin (25/8/2025).
"Jadi sementara tidak bisa dilintasi dulu yang ke arah depan DPR karena ada aksi unjuk rasa," sambung Robby.
Pengalihan arus dilakukan di bawah kolong Ladokgi, dekat pintu 9 Gelora Bung Karno (GBK).
Kendaraan dialihkan ke kiri agar dapat kembali ke Semanggi, lalu menuju Slipi melalui Jalan Bendungan Hilir.
Sedangkan, jalur TransJakarta (TJ) di depan Gedung DPR masih dapat dilintasi secara terbatas.
"Apabila massa unjuk rasa sudah semakin banyak dan tidak bisa dilintasi kami sudah berkoordinasi dengan TransJakarta supaya rute ke arah Slipi bisa dialihkan dulu," katanya.
Polisi menyampaikan jalur tol di sekitar kawasan DPR/MPR masih berjalan normal serta belum berdampak atas aksi unjuk rasa.
"Masyarakat masih bisa melintas di depan DPR/MPR melalui tol," tambah Robby.
Informasi terkini untuk rasa pecah, sejumlah pendomo dibubarkan oleh aparat kepolisian.