Berita Lampung

Nelayan Ungkap Detik-detik KM Tegar Jaya Tenggelam di Pesawaran

KM Tegar Jaya tenggelam pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 21.30 WIB, di sekitar perairan Pulau Tegal Mas saat kapal melaju dari Pulau Condong.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
PENUMPANG SELAMAT - Rustomi, salah satu nelayan yang selamat, menceritakan detik-detik KM Tegar Jaya tenggelam, Jumat (29/8/2025). 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Kapal Motor Tegar Jaya tenggelam setelah dihantam ombak besar di Teluk Pesawaran, Rabu (27/8/2025) malam. 

Insiden tersebut menyebabkan satu orang penumpang meninggal dunia, sementara satu orang penumpang masih dalam pencarian. 

Sebanyak 15 orang selamat, termasuk Rustomi. 

Malam itu seharusnya menjadi malam biasa bagi Rustomi dan 16 rekannya sesama nelayan yang menumpangi KM Tegar Jaya. 

Berbekal perahu motor, Rabu (27/8/2025) sekira pukul 21.00 WIB, mereka melaju di sekitar Teluk Lampung dari Pulau Condong menuju perairan sekitar Pulau Tegal Mas.

Misi mereka sederhana, yakni mencari cumi-cumi yang sedang melimpah di perairan tersebut selama beberapa waktu belakangan. 

Namun, takdir berkata lain. ombak ganas tiba-tiba menghantam kapal yang mereka tumpangi, merenggut nyawa, dan meninggalkan duka mendalam bagi para nelayan yang ada di kapal tersebut.

Kepala Kantor SAR Lampung Deden Ridwansah menjelaskan, KM Tegar Jaya tenggelam pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 21.30 WIB, di sekitar perairan Pulau Tegal Mas saat kapal melaju dari Pulau Condong.

Adapun 15 orang korban selamat adalah Radiman, Pitut, Muslim, Opan, Kamit, Rustom, Ipul, Ari Gandong, Piki, Nya, Eman, Toni, Dedi, dan Durahman.

Sementara korban meninggal dunia bernama Alip. Dua korban yang masih dalam pencarian merupakan nelayan lanjut usia bernama Kasbani dan Karim.

Dengan suara sendu dan mata menerawang, Rustomi berbagi kisahnya yang mencekam seolah kembali ke malam nahas itu. 

"Kami di kapal ada 15 atau 16 orang. Macam-macam, ada yang dari Lempasing, Keteguhan, ada juga dari Ratulangi. Kami tidak semuanya saling kenal. Kami satu kapal karena pekerjaan," ungkap Rustomi membuka percakapak dengan Tribun Lampung, Jumat (29/8/2025).

Malam itu, Rustomi dan para rekannya memang sudah merasakan ombak besar sejak awal melaut. Namun, mereka mengambil risiko, lantaran memprediksi bahwa ombak akan surut menjelang tengah malam. 

"Kami salah prediksi, perkiraan kami agak malam itu ombak biasanya mulai turun (surut)," kenang Rustomi. 

Malam di lokasi kejadian, ABK mulai menurunkan jangkar, dan menyalakan lampu untuk memancing cumi. Tak lama saat KM Tegar Jaya menunggu momen cumi berkumpul di bawah sorot lampu kapal, ombak setinggi sekitar 3 meter mulai menerjang. 

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved