Dugaan Malapraktik di Lampung

Dugaan Malapraktik, IDI Lampung Minta Manajemen Rumah Sakit Swasta Investigasi

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung meminta kepada manajemen rumah sakit (RS) swasta di Bandar Lampung untuk menjalankan investigasi

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: soni yuntavia
Tribun Lampung / Bayu Saputra
DUGAAN MALAPRAKTIK - Korban dugaan malapraktik RS swasta Endang Febriaki saat diwawancarai Tribun Lampung dalam program Saksi Kata, Selasa (9/9/2025). 

Setelah menunggu dua jam lamanya,  dokter jaga menjelaskan bila hb-nya juga rendah di kisaran 7.

Karena kondisi itu Endang diharuskan transfusi darah dan disarankan dokter untuk rawat inap.

Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari Endang mulai masuk ke ruang rawat inap.

"Setelah transfusi darah dibawa ke USG dan usai diperiksa dokter penyakit dalam diketahui ada pembengkakan sedikit di ginjal sedikit," kata Endang.

Dokter jaga menjelaskan pembengkakan ginjal karena saluran kencingnya tertekan.

"Jadi saya diberitahu ada miom dengan diameter 11 sentimeter," kata Endang.

Dirinya juga saat itu bertanya ke dokter penyakit yang mana didahulukan untuk diobati. 

"Saya bilang ada juga batu empedu, tapi kata dokter karena kecil ukurannya tak dihiraukan. Pembengkakan ginjal bisa diobati, karena harus miom dulu yang disembuhkan," kata Endang. 

Saat menjalani transfusi darah 2 kantung, perawat datang dan bertanya dokter kandungan mana yang akan dipilih Endang untuk pemeriksaan 

Perawat juga menjelaskan ada tiga dokter kandungan yang siap memeriksa. Awalnya dirinya memilih dokter kandungan perempuan, namun karena sedang cuti akhirnya Endang memilih dokter B.

"Keesokan harinya saya dibawa ke ruangan dokter dalam posisi sedang transfusi darah, saya di USG ulang dan dijelaskan terdapat miom sebesar 11 cm atau besarnya seperti kepala bayi hamil 6 bulan," kata Endang. 

Penyakitnya miom itu harus diangkat dengan rahimnya, karena besarnya sudah di atas 10 cm.

Sebelum mengiyakan dirinya konsultasi dengan suami. Hasilnya suami membolehkan dirinya sudah punya keturunan.

"Saya juga sempat tanya apakah bisa diangkat tanpa rahim, dokter menjawab tidak bisa karena miom sudah di atas 10 cm," kata Endang. 

"Kalau tak dioperasi maka miom akan membesar. Rencana operasi pada Senin 23 Juni 2025 dan saya siap, operasi sesar tanpa mengeluarkan anak," kata Endang. 

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved