Berita Lampung

Pertumbuhan Ekonomi Lampung Triwulan II Capai 5,09 Persen

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung Bimo Epyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang kuat ini didorong berbagai faktor.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
DISEMINASI - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung Bimo Epyanto (kedua kiri) dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Lampung Triwulan II 2025, Kamis (11/9/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Perekonomian Provinsi Lampung menunjukkan kinerja yang solid pada triwulan II 2025, dengan pertumbuhan mencapai 5,09 persen secara tahunan. 

Capaian ini disebut melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung Bimo Epyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang kuat ini didorong oleh berbagai faktor.

"Pertumbuhan ekonomi kumulatif Lampung hingga triwulan II 2025 mencapai 5,27 persen, lebih kuat dibanding periode yang sama tahun lalu," ujar Bimo dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Lampung Triwulan II 2025, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, kinerja positif ini menempatkan Lampung sebagai salah satu penyumbang pertumbuhan terbesar di Sumatera. 

Di mana, Lampung menyumbang 9,99 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Sumatera, menjadikannya provinsi dengan kontribusi terbesar keempat di wilayah tersebut.

Pendorong Utama Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Lampung didukung oleh beberapa komponen utama. 

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi penopang utama.

Sementara itu, dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan dan perdagangan menjadi motor penggerak utama.

"Kinerja industri pengolahan meningkat, terutama didorong oleh ekspor komoditas CPO, karet, dan olahan buah-buahan," jelas Bimo.

Selain itu, kinerja perdagangan luar negeri Lampung menunjukkan pemulihan yang kuat pasca-pandemi. 

Ekspor tumbuh lebih cepat dari periode pra-pandemi, dengan komoditas andalan seperti CPO, kopi, dan olahan buah-buahan.

Impor juga meningkat, didominasi oleh bahan baku penolong yang menandakan pulihnya industri domestik.

Tantangan dan Upaya Peningkatan

Meskipun pertumbuhan positif, Bimo menyoroti beberapa tantangan yang perlu dihadapi. 

Sektor pertanian mengalami perlambatan seiring normalisasi musim panen pasca-dampak El Nino. 

Produktivitas sektor ini masih tertinggal, sehingga diperlukan dorongan hilirisasi dan efisiensi.

Selain itu, investasi swasta di Lampung masih di bawah level pra-pandemi dan tren peningkatannya melambat. 

Ini dipengaruhi oleh realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang melambat, serta menurunnya stimulus fiskal dari pemerintah.

Tantangan lain adalah pemerataan ekonomi, di mana struktur ekonomi Lampung masih terpusat di beberapa kabupaten/kota.

"Diperlukan peningkatan produktivitas di daerah lain melalui optimalisasi modal, tenaga kerja, dan total factor productivity (TFP) untuk pemerataan pertumbuhan yang lebih tinggi," tegasnya.

Untuk mengakselerasi pertumbuhan, Bimo menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan instansi terkait untuk meningkatkan produktivitas dan menarik investasi, terutama pada sektor-sektor bernilai tambah tinggi seperti industri kimia dan farmasi serta ketenagalistrikan.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved