Berita Lampung
Lampung Akan Kirim Donasi untuk Korban Banjir Bali
Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri menyampaikan bela sungkawa untuk para korban bencana banjir di Bali.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri menyampaikan bela sungkawa untuk para korban bencana banjir di Bali. Ia mengaku turut berduka atas musibah yang dialami warga Bali.
"Kami masyarakat Kabupaten Lampung Tengah turut berduka atas sejumlah korban jiwa dari saudara seiman yang terenggut akibat bencana yang terjadi akibat curah hujan tinggi tanpa henti sejak Selasa (9/9/2025) malam hingga Rabu (10/9/2025) pagi,” kata Komang, Kamis (11/9/2025) malam.
Komang menambahkan, masyarakat Bali di Lampung akan menggalang bantuan dana bagi korban banjir di Pulau Dewata.
Duka mendalam juga dirasakan tokoh Bali di Lampung, I Ketut Pasek. Pemilik PO Puspa Jaya ini mengaku sangat prihatin atas musibah banjir yang terjadi di Bali.
Dia menambahkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan majelis, termasuk di Lampung, terkait pemberian bantuan. "Kami prihatin dan sedih. Direncanakan ada bantuan untuk keluarga kita di Bali," kata Ketut, Kamis.
"Kita bisa saksikan hanya lewat media dan berita, banjir tersebut terparah dan terbesar sejak 20 tahun terakhir," tambah Ketua Organda Lampung ini.
Ia menduga, bencana banjir itu dipicu ketimpangan pengelolaan lingkungan yang menyebabkan resapan air terganggu. "Kemungkinan sungai menyempit dan pengelolaan sampah kurang bagus," kata Ketut.
Kemensos Gelontorkan Bantuan Rp 2 Miliar
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjenguk korban banjir Bali yang dirawat di RSUP Prof Ngoerah, Jumat (12/9/2025). Salah satu korban yang dikunjungi bernama Muis.
“Pak Muis, kita lihat tadi kondisinya membaik. Mendapatkan perawatan yang cukup baik pula ya, dan ditangani dengan profesional. Insya Allah mudah-mudahan kondisinya terus membaik. Bencana banjir ini mendapatkan perhatian langsung dari Presiden,” kata Saifullah.
Ia menegaskan penanganan bencana ini langsung dipantau Presiden Prabowo Subianto dengan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menurutnya, dalam penanganan bencana ada 3 tahapan utama, mulai dari evakuasi, masa darurat, hingga rehabilitasi.
Kemensos, kata dia, fokus membantu di masa darurat, terutama dalam penyediaan dapur umum, shelter pengungsian, layanan psikososial, hingga santunan.
“Ya, di sini ada dapur umum, kemudian ada tempat pengungsian dan sekaligus memberikan layanan psikososial dan santunan untuk yang meninggal maupun yang luka-luka,” jelasnya.
Ia menyebut Kemensos telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp 2 miliar khusus di Bali.
“Kalau yang dari Kementerian Sosial yang wafat Rp 15 juta. Kalau yang sakit atau yang luka itu Rp 5 juta. Nah, sekarang kita ada untuk penanggulangan bencana banjir, Kementerian Sosial sudah menyalurkan lebih dari Rp 2 miliar. Khusus di Bali. Iya, logistik dan santunan,” katanya.
Mensos menambahkan, bantuan akan terus dilanjutkan sesuai dengan tahapan penanganan bencana.
“Masa rehabilitasi ini nanti termasuk menghitung kerugian-kerugian harta dan benda. Apakah rumah dan yang lain-lainnya. Nanti pemerintah akan dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” terangnya.
Sementara itu, Sekprov Bali Dewa Made Indra menyampaikan, Pemprov Bali juga akan memberikan bantuan perbaikan rumah warga yang rusak akibat banjir, dengan jumlah bantuan ditentukan setelah asesmen.
“Tergantung tingkat kerusakannya. Nanti di asesmen dulu. Kan setiap kali ada kejadian bencana yang rumah-rumah warga rusak, selalu kami bantu dari provinsi. Begitu juga yang meninggal atau luka berat dari Pemerintah Provinsi Bali selalu kita bantu. Lalu perbaikan rumahnya nanti setelah melewati masa darurat,” kata Dewa.
Ia menambahkan, saat ini fokus utama masih pada pencarian korban. Menurut laporan terbaru, masih ada 1 orang yang dilaporkan hilang di Pasar Kumbasari, Denpasar.
“Masih ada laporan tadi malam di Pasar Kumbasari ada belum ketemu lagi satu. Laporannya baru tadi malam ya. Itu kita cari. Kemudian lagi yang 18 sudah ditemukan dalam keadaan meninggal, ada 12 di kota Denpasar sisanya 6 di luar Kota Denpasar,” ujarnya.
18 Korban Tewas, 2 Hilang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat hingga Jumat (12/9/2025) pukul 06.00 WITA, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir besar yang melanda Pulau Bali mencapai 18 orang.
“Total meninggal dunia 18 orang, dari Kota Denpasar 12, Kabupaten Gianyar tiga, Kabupaten Jembrana dua, dan Kabupaten Badung satu orang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya.
Selain 18 korban tersebut, masih terdapat dua orang lainnya yang masuk daftar pencarian tim SAR gabungan. Proses evakuasi dan pencarian terus dilakukan oleh petugas di lapangan.
Dari data BPBD Bali, hingga hari ketiga sejak banjir besar melanda pada Rabu (10/9/2025) dini hari, sejumlah daerah di Bali mengalami dampak cukup parah.
Kota Denpasar menjadi wilayah dengan titik banjir terbanyak, yakni 81 titik. Selain itu, banjir juga tercatat di Kabupaten Gianyar (15 titik), Badung (12 titik), Tabanan (28 titik), Jembrana (23 titik), dan Karangasem (4 titik). 9 Tewas akibat Banjir di Bali,
Tidak hanya banjir, bencana hidrometeorologi lainnya juga dilaporkan, meliputi tanah longsor 64 titik, pohon tumbang 35 titik, jembatan putus dua titik, jalan rusak tiga titik, dan tembok jebol 21 titik.
Bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga menimbulkan kerusakan material yang cukup besar. BPBD Bali memperkirakan total kerugian akibat kerusakan 514 unit bangunan mencapai Rp 28,9 miliar.
“Dengan rincian Kota Denpasar 474 los, kios, dan ruko bangunan rusak di Jalan Sulawesi dan Pasar Kumbasari senilai Rp 25,5 miliar, Bangli tiga bangunan rusak dengan estimasi kerusakan Rp 292 juta,” jelas Agung Teja.
Di Kabupaten Tabanan ditemukan 29 bangunan rusak dengan estimasi kerugian Rp3,08 miliar.
Sementara di Karangasem tercatat enam bangunan rusak, dengan nilai kerugian masih dalam proses penghitungan.
Di Gianyar juga ada sejumlah bangunan yang rusak, namun data detail kerugiannya masih dikalkulasi.
Selama tiga hari terakhir, pemerintah daerah bersama BPBD Bali telah membentuk sejumlah posko pengungsian.
Jumlah pengungsi dilaporkan mulai berkurang seiring dengan membaiknya kondisi cuaca dan genangan banjir yang mulai surut.
Hingga saat ini, tercatat ada 186 pengungsi di Denpasar yang tersebar di enam posko, serta 250 pengungsi di Jembrana yang berada di dua posko.
Pemerintah daerah juga bekerja sama dengan BNPB, TNI, Polri, serta relawan untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.
Selain pencarian korban yang masih hilang, tantangan utama pascabanjir di Bali adalah perbaikan infrastruktur, khususnya jembatan, jalan, serta bangunan publik yang rusak.
Dengan kerugian mencapai puluhan miliar rupiah, proses rehabilitasi diperkirakan memakan waktu cukup lama.
Meski demikian, BPBD Bali menyatakan terus melakukan koordinasi lintas sektor agar pemulihan dapat berjalan lebih cepat.
(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidik/Bayu Saputra/Kompas.com)
2 Curanmor Bersenpi di Pringsewu Sudah Berulang Kali Keluar Masuk Penjara |
![]() |
---|
870 Honorer Pemprov Lampung Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Pemkot Bandar Lampung Bebaskan Denda Bagi WP Telat Bayar PBB |
![]() |
---|
Jadwal Pengangkatan PPPK Paruh Waktu Diperpanjang |
![]() |
---|
Harga Cabai Merah di Pasar Pasir Gintung Sempat Sentuh Rp 50 Ribu per Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.