Berita Lampung

Apindo Lampung: Hard Skill dan Soft Skill Gen Z Harus Seimbang

Dewan Pimpinan Provinsi Apindo Lampung memberikan penjelasan terkait soft skill generasi Z atau Gen Z.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi pribadi
SOFT SKILL - Ketua Bidang Industri Manufaktur DPP Apindo Lampung Bernad Horas Simanjuntak. Pihaknya memberikan penjelasan terkait soft skill Gen Z, Sabtu (27/9/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Lampung memberikan penjelasan terkait soft skill generasi Z atau Gen Z.

Soft skill merupakan kumpulan atribut atau keterampilan interpersonal, sosial, dan komunikatif yang membantu individu berinteraksi secara efektif dengan orang lain dan mengelola diri sendiri. 

Berbeda dengan hard skill yang merujuk kepada kemampuan teknis yang terukur, soft skill bersifat lebih abstrak, subjektif, dan erat kaitannya dengan karakter serta kepribadian seseorang, seperti komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, adaptabilitas, dan pemecahan masalah.

Ketua Bidang Industri Manufaktur DPP Apindo Lampung Bernad Horas Simanjuntak, mewakili Ketua DPP APINDO Lampung Ary Meizari Alfian mengatakan, pihaknya memberi penjelasan terkait soft skill Gen Z yang perlu diperhatikan. 

"Jadi soft skill anak Gen Z agar perlu diperhatikan dari beberapa sisi diantaranya emosional inteligence dan komunikasi. Serta komunikasi dan kolaborasi," kata Bernad H Simanjuntak, Sabtu (27/9/2025). 

Ia mengatakan, sisi emosional inteligence yaitu dalam mengelola emosi, empati pada rekan kerja.

Jika ditegur ada beberapa kondisi tidak mau menerima kesalahan atau kekurangan dari pekerjaan. 

Kemudian suka challenge perusahaan dengan memutuskan resign dan pindah ke perusahaan lain dimana menurut anak Gen Z cocok dengan kepribadiannya. 

Sementara itu, sisi komunikasi dan kolaborasi dimana Gen Z lebih suka menyendiri. 

"Dan akan mencari cara sendiri apabila kolaborasi tidak sejalan menurut anak Gen Z," ujarnya.

Dikatakannya, untuk skill di level operator tidak mengalami kesulitan karena advokasi SMK dengan perusahaan sebuah program link and match. 

Pada level SMK mereka juga dibekali mengenai attitude dan behavior. 

"Dan sering terjadi dari sisi level foreman dan supervisor dimana background pendidikan D3 atau S1," kata Bernad, yang juga sebagai AVP- Head of Human Resource PT Nestle Indonesia Pabrik Panjang. 

Pihaknya menjelaskan pasti ada pelatihan untuk Gen Z seperti time management, emotional inteligence.

Problem solving dan critical thinking, digitalisasi seperti Power BI, Power Apps untuk mempermudah suatu pekerjaan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved