Berita Lampug

Kelas Migran Vokasi Ternyata Diminati meski Baru Dilaksanakan di Lampung

Adapun tujuan program Kelas Migran Vokasi ini yakni melahirkan tenaga kerja muda yang tidak hanya siap secara keterampilan.

Tribunlampung.co.id/Bintang Puji Anggraini
KELAS MIGRAN VOKASI - Alwis Yuda Kusumo (18), Ardjun Setiawan Dani (19) dan Jose Anthonius Munthe (18) saat memberikan tanggapannya mengenai kelas migran vokasi di SMKN 4 Bandar Lampung Selasa (23/9/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Program Kelas Migran Vokasi untuk siswa SMA/SMK, yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung menjadi yang pertama di Indonesia.

Adapun tujuan program Kelas Migran Vokasi ini yakni melahirkan tenaga kerja muda yang tidak hanya siap secara keterampilan. Tetapi juga profesional dan terlindungi secara hukum.

Tiga siswa dari Kelas Migran Vokasi SMKN 4 Bandar Lampung pun memberikan tanggapan dan juga alasan mengapa mereka tertarik untuk mengikuti Kelas Migran. Padahal program ini baru saja dilaksanakan.

Alwis Yuda Kusumo (18) alumni dari SMKN 4 Bandar Lampung sampai pulang ke Lampung demi bisa ikut Kelas Migran Vokasi. Padahal Alwis sudah bekerja di salah satu hotel di Jakarta.

Dia mengetahui adanya Kelas Migran Vokasi dari gurunya."Saat pertama kali ditawari tentang adanya kelas migran ini saya langsung tertarik,” ungkapnya Selasa (23/9/2025).

Alwis ikut Kelas Migran Vokasi ini untuk jenjang kariernya ke Jepang. Apa lagi, Alwis diajarkan bahasa Jepang dan pelatihan soft skill selama tiga bulan untuk bekal.

Jose Anthonius Munthe (18) yang merupakan alumni SMKN 6 Bandar Lampung mengaku tertarik mengikuti program kelas migran karena ia sangat ingin bekerja di Jepang dibandingkan di Indonesia.

“Saya mengikuti kelas migran vokasi ini untuk membantu saya memahami budaya dan bahasa yang ada di Jepang,” jelasnya.

“Saya sangat tertarik mengikuti program ini karena ingin bekerja di Jepang,” tambahnya.

Ardjun Setiawan Dani (19) alumni dari SMKN 4 Bandar Lampung juga sangat bersyukur dengan adanya program kelas migran ini.

Sebab, menurut dia, untuk mengikuti pelatihan dan belajar bahasa untuk bekerja di Jepang itu sangatlah mahal. Program ini justru jauh lebih murah.

“Program ini sangat bagus, karena untuk biaya pelatihan ke jepang sangatlah terjangkau dibandingkan kursus-kursus lainnya yang dikelola oleh pihak swasta,” ucapnya.

“Setelah saya riset biaya untuk pelatihan Bahasa Jepang itu lebih dari Rp.10.000.000, namun dengan adanya program ini biayanya jadi Rp 2.500.000 saja,” tambahnya.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/ Bintang Puji Anggraini)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved