Berita Lampung

Hidupkan Kembali Transportasi Umum, Itera Siapkan Smart BRT Berteknologi AI

ITERA akan memulai uji coba operasional Bus Rapid Transit (BRT) Smart dengan rute Kampus Itera menuju Mal Boemi Kedaton (MBK) pada minggu ini.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
BRT SMART - Ketua Tim Pengembang Teknologi Smart BRT Itera, M. Abi Berkah Nadi (kiri). Itera akan memulai uji coba operasional Bus Rapid Transit (BRT) Smart berteknologi AI dengan rute Kampus Itera menuju Mal Boemi Kedaton (MBK) pada minggu ini. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Institut Teknologi Sumatera (ITERA) akan memulai uji coba operasional Bus Rapid Transit (BRT) Smart dengan rute Kampus Itera menuju Mal Boemi Kedaton (MBK) pada minggu ini.

Di mana, BRT milik Itera ini dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, seperti WiFi gratis, CCTV dengan kemampuan menghitung jumlah penumpang menggunakan Artificial Intelligence (AI), serta sistem pembayaran digital menggunakan Tap Cash dan QRIS. 

Ketua Tim Pengembang Teknologi Smart BRT Itera, M. Abi Berkah Nadi, mengungkapkan fasilitas tersebut bertujuan meningkatkan kenyamanan sehingga menjadi dorongan utama untuk menghidupkan kembali transportasi umum.

Pada akhirnya, Abi mengatakan fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan dampak polusi di Kota Bandar Lampung.

"Dalam operasionalnya, bus akan dilengkapi aplikasi bagi penumpang untuk tracking lokasi bus secara real-time, CCTV, WiFi gratis, dan alat pembayaran digital. Kami berharap warga Bandar Lampung dapat memanfaatkan uji coba gratis ini," ujar Abi Berkah Nadi, Senin (6/10/2025).

"Uji coba akan dilakukan pada pekan ini. Warga Kota Bandar Lampung diperbolehkan mencoba hanya membayar 1 rupiah pada saat hari coba yang kemungkinan akan dilakukan pada Kamis atau Jumat pekan ini," Jelas Abi.

Menurut Abi, pengembangan teknologi Smart BRT Itera ini melibatkan tim yang terdiri dari Dosen hingga mahasiswa, di mana dirinya sebagai Ketua Tim.

Diantaranya Dr. Goldie Melinda Wijayanti, Bernaditha Catur Marina, Mentari Pratami, Fachri Muhammad Rasyid, Verlina Agustine, Ali Muhtar, Meutia Nadia Karunia, serta dukungan dari mahasiswa Yohanes Panjaitan, Muhammad Zahran Albara, Aulia Rahma, dan Muhammad Ghiffari Iskandar.

Abi menjelaskan, Itera sendiri memiliki 10 unit bus BRT berpelat kuning bantuan dari pemerintah pada tahun 2019. 

Dari 10 bus tersebut, tga unit di antaranya saat ini telah terpasang perangkat teknologi Smart BRT dan siap diujicobakan.

Beberapa teknologi yang ditanamkan dalam BRT ini meliputi, aplikasi tracking, CCTV berbasis AI, WiFi gratis, hingga teknologi pembayaran non tunai (cashless).

"Aplikasi Tracking itu memungkinkan penumpang mengetahui lokasi bus secara pasti, menghilangkan ketidakpastian waktu tunggu," kata Abi.

Selain memonitor kondisi penumpang, Abi menuturkan CCTV yang terpasang juga mampu menghitung dan memperkirakan jumlah penumpang di dalam bus, datanya akan tersinkronisasi di aplikasi.

"Untuk sistem pembayaran, nanti penumpang cukup menggunakan Tap Cash (kartu) atau Qris yang internetnya juga sudah tersedia WiFi gratis di dalam Bus," Jelasnya.

Abi menuturkan, sistem pembayaran transportasi ini sendiri diprioritaskan secara non Tunai.

Namun, Abi menyebut ika BRT ini masih mengakomodir pembayaran tunai dengan presentase 40 persen guna melayani penumpang untuk sementara.

"Untuk pembayaran tunai, ang tunai akan diserahkan ke driver, dan driver akan menggunakan kartu Tap Cash bantuan untuk mencatat pembayaran," terangnya.

Abi melanjutkan, Rute operasional BRT  dari Itera ke MBK saat ini telah mendapatkan izin dari Dinas Perhubungan Provinsi maupun Kota.

Terkait tarif, Abi menyebut pihaknya masih akan membahas dalam Forum Group Discussion (FGD) bersama pemerintah setempat dan kementrian perhubungan.

Ke depan, Itera berharap dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung, khususnya Dinas Perhubungan, untuk mengembangkan angkutan umum di kota. 

Abi juga berharap rencana Pemkot untuk merevitalisasi dan mensubsidi angkutan kota (angkot) dapat terealisasi.

"Kami juga tidak mungkin kan, trayek bus ini kalau tidak ada konektivitas dengan angkot, pasti akan rumit untuk tempat-tempat lainnya," kata Abi.

Pihaknya menekankan, dorongan utama untuk menghidupkan kembali transportasi umum adalah dengan memberikan subsidi operasional dari pemerintah daerah, yang pada akhirnya akan mengurangi kemacetan dan dampak polusi di Kota Bandar Lampung.

"Kesadaran pengguna angkutan pribadi bisa beralih menggunakan angkutan umum jika angkutan umum itu murah dan tepat waktu. Fasilitas yang baik seperti yang diterapkan Itera juga menjadi poin penting," tutupnya.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto) 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved