Berita Lampung
Sosok 6 Polwan Pertama di Indonesia, Polisi Wanita Lahir di Bukit Tinggi Pada 1948
Polwan pertama di Indonesia, di antaranya Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung – Polisi Wanita (Polwan) lahir dari kepekaan dan kepedulian terhadap korban perempuan pada masa perjuangan kemerdekaan.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari, menyebut kehadiran Polwan pada 1948 merupakan tonggak penting dalam sejarah kepolisian Indonesia.
“Lahirnya Polwan berawal dari kepolisian yang kesulitan menangani kasus dengan korban perempuan, terutama kasus pelecehan dan rudapaksa. Karena itu dibentuklah Polisi Wanita pertama pada tahun 1948 di Bukit Tinggi,” ujar Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun saat menjadi narasumber dalam podcast bertema 'Peran Polwan di Polda Lampung', bersama Editor in Chief Tribun Lampung Ridwan Hardiansyah, di Studio Tribun Lampung, Rabu (1/10/2025).
Menurutnya, pada masa itu, belum ada polisi perempuan yang bisa melakukan pemeriksaan terhadap korban wanita dengan pendekatan yang tepat.
“Kalau laki-laki yang memeriksa, tentu muncul pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti ‘bagian mana yang sakit’ atau ‘apa yang dilakukan pelaku’. Hal ini lebih pantas ditangani oleh polisi perempuan,” katanya.
Yuni menuturkan, pendidikan Polwan pertama diikuti enam orang, di antaranya Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher.
“Sekolahnya dibuka di Bukit Tinggi. Sekarang di sana ada patung Polisi Wanita sebagai pengingat sejarah perjuangan mereka,” ucapnya.
Kombes Yuni menegaskan, sejak awal, Polwan sudah menunjukkan, bahwa perempuan mampu berperan penting dalam menjaga keamanan dan memberikan pelayanan yang humanis kepada masyarakat.
“Polwan itu seksi, karena selalu hadir dalam setiap kegiatan kepolisian, baik kamtibmas maupun kegiatan sosial,” tuturnya.
Seiring berkembangnya peran Polisi Wanita, lanjut Kombes Yuni, Kapolri saat itu, Bapak Awaludin Djamin, memberikan saran untuk dibentuk program D3 Ilmu Kepolisian.
"Dengan adanya Polwan yang sudah menempuh pendidikan Diploma Ilmu Kepolisian selama tiga tahun, diharapkan ke depan akan dibentuk Taruni yang menempuh pendidikan di Magelang."
"Saya sendiri angkatan ketiga, tahun 2001. Kami sudah mengikuti D3 Ilmu Kepolisian, kemudian setelah kami lulus dibukalah pendidikan Taruni di Magelang," tandas Kombes Yuni.
(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)
Zakky Irawan Jadi Kepala BPKAD, Simak Nama Pejabat Bandar Lampung yang Dilantik Hari ini |
![]() |
---|
Kawal Pemeriksaan, Ratusan Warga Bertahan di Depan Mapolres Lampung Tengah |
![]() |
---|
Diskes Pringsewu Ungkap Faktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Kematian dari Penyakit HIV/AIDS |
![]() |
---|
Bawa Manfaat, Program MBG Pringsewu Bakal Libatkan Petani dan Pedagang |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Fasilitasi Penyandang Tunarungu Jadi Juru Bahasa Isyarat Konpers |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.