Berita Lampung

Kuliah Arsitektur UBL Dapat Mengikuti Pertukaran Pelajar ke Jepang

Program Studi Arsitektur UBL telah terakreditasi B dan memiliki berbagai macam prestasi baik dalam tingkat nasional maupun internasional.

Tribunlampung.co.id/Bintang Puji Anggraini
ARSITEKTUR - Mahasiswa arsitektur UBL saat mengikuti kegiatan pembelajaran Jumat (24/10/2025). Kuliah arsitektur UBL bisa mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Program Studi Arsitektur Universitas Bandar Lampung ( UBL) lahir pada tahun 2000 merupakan Program Studi Arsitektur pertama di Provinsi Lampung. 

Program Studi Arsitektur UBL telah terakreditasi B dan memiliki berbagai macam prestasi baik dalam tingkat nasional maupun internasional.

Ketua Jurusan Arsitektur UBL Haris Murwadi mengatakan saat pertama kali masuk jurusan arsitektur, mahasiswa akan diajarkan beberapa mata kuliah dasar.

“Ada tiga mata kuliah dasar yang diajarkan, terutama di semester awal,” jelas Haris Muwardi, Jumat (24/10/2025).

Pertama ada sketsa, jadi mahasiswa diajarkan bagaimana mensketsa atau menggambar dari awal sekali.

Dalam tahap tersebut mahasiswa yang belum bisa menggambar akan diajari sampai bisa menggambar sketsa. Tujuannya untuk merekam objek yang menarik.

Selanjutnya, ada gambar teknik, mata kuliah yang mengajarkan mahasiswa standar berkomunikasi dengan pihak lain melalui gambar teknik.

Terakhir, ada mata kuliah desain arsitektur 1, mata kuliah untuk mengeksplorasi desain dan mereka belajar 2D-3D.

Mata kuliah ini, dikatakan Haris, merupakan mata kuliah inti di arsitektur dan berseri. Sebab ada desain arsitektur 1 hingga 6. 

“Hingga akhirnya mereka nanti memiliki keahlian dalam mendesain sebuah bangunan tunggal maupun yang sifatnya skala perkotaan,” ujarnya.

Bagi yang ingin kuliah jurusan Arsitektur UBL, ada empat konsentrasi yang dapat dipilih oleh mahasiswa.

Yaitu konsentrasi desain arsitektur, perumahan dan perkotaan, teknologi bangunan, dan sejarah teori dan kritik arsitektur.

“Konsentrasi teknologi bangunan berfokus bagaimana membuat bangunan ramah lingkungan dengan menggunakan software, kita juga sudah bekerja sama dengan pemerintah swiss,” ungkapnya.

Kemudian sejarah teori dan kritik arsitektur mempelajari ornamen arsitektur yang sifatnya tradisional.

Haris membeberkan bahwa alumni dari Arsitektur UBL sudah banyak berkontribusi dalam pembangunan di Indonesia. Baik sebagai junior arsitek di bidang landscape, perkotaan dan lainnya.

Mahasiswa semester lima atau enam yang sudah mahir mendesain, ada yang mengikuti beberapa perlombaan dan sudah beberapa kali juara.

Juara tersebut seperti juara lomba desain gerbang kota Bogor serta juara skala internasional di Jepang.

Haris mengungkapkan, Arsitektur UBL memiliki kerja sama dengan Universitas Kitakyushu di Jepang dan sudah melakukan program pertukaran pelajar di sana selama 10 tahun.

Ibnu Setiawan selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur UBL menceritakan pengalamannya selama berkuliah hingga bisa menjadi perwakilan pertukaran pelajar ke Jepang.

Ia mengatakan, sejak masuk UBL sudah tertarik dengan program pertukaran pelajar tersebut.

“Di sana saya kuliah selama satu tahun dari semester 5-6,” ungkapnya.

“Saya belajar banyak hal khususnya tentang riset dalam bidang arsitektur,” tambah Ibnu.

Berkat program tersebut, Ibnu memiliki banyak teman dari beberapa negara dan membuka cara pandangnya di dunia arsitektur.

“Selain itu di sana (Jepang) saya mengikuti berbagai kegiatan mulai dari organisasi, workshop dan lomba-lomba internasional,” jelasnya.

Setelah kembali dari Jepang, lanjut Ibnu,  dirinya melanjutkan studi saya di UBL dan mempersiapkan tugas akhir untuk kelulusan.

Ia berharap ketika lulus nanti dapat bekerja di bidang arsitektur sebagai drafter, desainer sambil mempersiapkan studinya ke luar negeri.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/ Bintang Puji Anggraini)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved