Tim Roket Air SMK Gajah Mada Bandar Lampung Raih Juara II di Ajang Gloraska X 2025

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Tim Roket Air SMK Gajah Mada Bandar Lampung juara kedua dalam ajang lomba roket air Gloraska ke X 2025 yang diadakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lampung pada 31 Juli - 2 Agustus 2025.

Tim roket air yang tergabung dalam ekstrakurikuler robotik SMK Gajah Mada ini memenangkan juara dua lomba roket air se-Sumbagsel.

Tim Roket Air SMK Gajah Mada Bandar Lampung berjumlah tiga orang, yaitu Desti Damayanti (16), Revhalina Naizhila Zhulkiah (17) dan Keyza Allya Putri Shobri (17).

Desti Damayanti selaku Ketua Umum Ekstrakurikuler Robotik SMK Gajah Mada dan juga salah satu tim roket air mengaku butuh waktu latihan selama 1 bulan untuk mempersiapkan lomba.

“Waktu satu bulan itu kita gunakan mulai dari kita mengumpulkan bahan untuk membuat roketnya,” cerita Desti, Kamis (30/10/2025).

Kemudian memulai latihan untuk peluncuran roketnya. "Itu sangat tidak mudah sih, karena kan  harus mencari settingan agar roketnya jatuh tepat sasaran,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam setting roket air, harus tahu jaraknya. Jadi harus mengetahui jarak roket itu berapa dan menyeesuaikan rules yang ada.

Juga harus memperhatikan derajat pompa angin dan airnya. Jadi setiap tahapan harus diperhatikan secara detil sekali.

Selain selama latihan, Desti menceritakan hal yang paling sulit mereka lalui adalah pada saat perlombaan. Yaitu ketika angin yang ada di area perlombaan lumayan kencang.

Sebab ketika angin kencang, berpengaruh pada peluncuran roketnya. Bisa melenceng dari jalur yang telah diperkirakan dan tidak tepat sasaran.

“Peluncuran terbaik itu saat anginnya lagi tenang, bener-bener tidak ada angin sama sekali. Jadi, nanti roketnya akan meluncur tepat sesuai dengan arah yang sudah kita tentukan,” katanya.

Selain lomba di Gloraska, mereka juga menjuarai lomba roket air di cosmic Metro pada Januari 2025.

Tim mempersiapkan segalanya sendiri pada setiap perlombaan, mulai dari membuat roket air hingga menentukan settingan yang tepat .

“Kita nyari settingan itu sendiri, jadi kita benar-benar perhatiin misalkan roketnya, beratnya sekian gram, berarti airnya harus berapa,” jelasnya.

Desti juga menceritakan alasannya masuk ke dalam ekstrakurikuler Robotik SMK Gajah Mada.

Menurut dia, roket air itu lebih menantang daripada robotik. Sebab roket air itu tidak sekadar meluncurkan seperti yang orang lihat.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/ Bintang Puji Anggraini)