Berita Lampung

PDIP Lampung Peringati Sumpah Pemuda, Pesan Sudin untuk Generasi Muda

Sudin mengingatkan generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi. 

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
PERINGATI SUMPAH PEMUDA - Ketua DPD PDIP Lampung, Sudin dan jajaran foto bersama saat acara Focus Group Discussion (FGD) Peringatan Sumpah Pemuda di kantor DPD PDIP Lampung, Jumat (31/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung, Sudin, mengingatkan generasi muda untuk tetap berpegang pada Pancasila dan tidak terpengaruh oleh budaya asing di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi.
  • Sudin menekankan pentingnya moralitas dalam membangun bangsa, dengan pemuda sebagai penjaga moral dan pembela kebenaran.
  • Ia juga mengajak generasi muda untuk mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung Memperingati Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025, Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Sudin mengingatkan generasi muda agar tetap berpegang pada Pancasila dan tidak hanyut oleh budaya asing.

Hal itu disampaikan Sudin dalam Focus Group Discussion (FGD) peringatan sumpah pemuda dengan tema “Yang Muda, Yang Bersuara” yang berlangsung di kantor DPD PDIP Lampung, Jumat (31/10/2025).

Sudin menegaskan, semangat Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar slogan, melainkan sebuah manifesto kebangsaan yang harus menyalakan api persatuan dan keberanian generasi muda untuk menyuarakan gagasan.

Secara khusus, Sudin mengingatkan generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi. 

Ia menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan agar tidak tergerus oleh pengaruh luar.

"Teman-teman boleh menatap dunia lewat layar laptop, tapi hati tetap harus berpijak pada tanah air. Jangan hanyut oleh budaya asing. Bernafaslah dengan nilai-nilai Pancasila," tegas Sudin.

Menurut Sudin, sejarah baru bangsa lahir dari keberanian anak muda menyuarakan ide. 

Oleh karena itu, lanjut dia, FGD ini diadakan sebagai ruang berdiskusi dan bertukar ide demi kemajuan Indonesia.

"PDIP adalah rumah kebangsaan, tempat masyarakat berdialog dan mencari solusi," Kata dia.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya moralitas dalam membangun bangsa.

Mnurutnya, bangsa yang besar tidak dibangun oleh orang pintar, melainkan oleh orang yang jujur.

"Pemuda harus menjadi penjaga moral dan pembela kebenaran," ujarnya.

Ia juga mengutip pidato Soekarno, "Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia," dan menyebut pesan tersebut masih sangat relevan hingga hari ini.

Lebih lanjut, Sudin berpesan agar pemuda tidak tergoda oleh kenyamanan atau kekuasaan, dan tidak menggadaikan idealisme.

“Kita butuh pemuda yang jujur, mau bekerja, dan menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan berbangsa,” tandasnya.

Dalam konteks pembangunan nasional, Sudin juga mengajak generasi muda untuk mendukung berbagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto, seperti program makan bergizi gratis, ketahanan pangan, dan pemberantasan korupsi.

"Kita wajib mendukung. Dengan dukungan anak muda, insyaallah Indonesia semakin maju," tutup Sudin.

Ruang Belajar Konstruktif Bagi Pemuda

Sementara itu, Akademisi Universitas Lampung Darmawan Purba, yang menjadi pembicara FGD tersebut menyerukan adanya perubahan mendasar dalam peran pemuda Indonesia, dari sekadar kekuatan moral menjadi kekuatan berbasis pengetahuan. 

Ia menegaskan bahwa aktivisme pemuda tidak lagi cukup hanya diwujudkan sebagai moral force yang menggugah nurani bangsa, melainkan harus berkembang menjadi knowledge force, yaitu kekuatan berbasis gagasan, data, dan pengetahuan.

"Aktivisme pemuda tidak cukup diwujudkan di jalanan, tetapi juga harus hadir di ruang kebijakan, penelitian, dan inovasi sosial. Sebuah tuntutan agar pemuda menggeser fokus perjuangan ke ranah yang lebih substantif dan sistemik," kata Darmawan.

Menurut Darmawan, perubahan peran ini menjadi krusial mengingat tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, yaitu adanya "persimpangan zaman".

Darmawan menilai, meskipun pemuda memiliki akses tinggi terhadap informasi, banyak di antaranya yang kehilangan arah perjuangan kolektif.

"Pemuda hari ini berani bersuara di media sosial, tetapi jarang membangun suara kolektif di dunia nyata. Tantangan utama bukan lagi kurangnya wadah, melainkan lemahnya kesadaran arah," kata dia.

Untuk menjembatani kelemahan arah ini, Darmawan mendorong partai politik, khususnya di Lampung, agar berfungsi sebagai ruang belajar yang konstruktif bagi pemuda. 

Ia menyoroti adanya jarak yang lebar antara struktur partai yang sering dipersepsikan tertutup dengan aktivisme pemuda yang tanpa arah politik jelas. 

"Partai politik seharusnya berfungsi sebagai rumah belajar dan rumah gagasan bagi pemuda, bukan sekadar mesin elektoral. Pemuda memerlukan ruang, bukan hanya panggung," ujarnya.

Lebih lanjut, Darmawan Purba mengatakan bahwa tolak ukur kontribusi pemuda harus berfokus pada kualitas pemikiran, bukan kuantitas popularitas.

"Kedaulatan pemuda tidak diukur dari banyaknya pengikut di media sosial, tetapi dari kekuatan gagasan dan kontribusinya bagi masyarakat. Yang muda bersuara bukan berarti yang paling keras, melainkan yang paling jernih dalam menyuarakan masa depan bangsa," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved