Berita Lampung

Thomas Amirico: TKA Jadi Tiket Masuk PTN Jalur Undangan

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Thomas Amirico menyebut, TKA bisa menjadi tiket masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN).

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
TKA - Suasana pelaksanaan TKA di SMAN 1 Bandar Lampung, Senin (3/11/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Ribuan siswa SMA/SMK/MA sederajat di Lampung mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) secara serentak mulai Senin (3/11/2025). 

TKA berfungsi sebagai alat validasi nilai rapor dalam penerimaan mahasiswa baru jalur prestasi atau jalur undangan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Thomas Amirico menyebut, TKA bisa menjadi tiket masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) jalur undangan.

Menurut dia, TKA juga menjadi ajang persiapan dini bagi siswa untuk menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) serta untuk mendapatkan sertifikat guna melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. 

"TKA ini sebenarnya tujuannya adalah supaya anak-anak itu tahu bahwa soal-soal ujian di tahun depan itu jenisnya hampir sama dengan TKA ini," ujar Thomas, Senin (3/11/2025).

Menurutnya, hal ini merupakan upaya agar siswa lebih siap sejak awal, mengingat masih ada waktu sekitar 7 bulan sebelum menghadapi UTBK di tahun depan. 

"Kedua, TKA ini bertujuan untuk mendapatkan sertifikat agar siswa itu bisa meneruskan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi atau kuliah," tambahnya. 

Thomas menegaskan, TKA adalah salah satu syarat yang ditetapkan pemerintah pusat untuk melanjutkan ke jenjang tersebut. 

Dia juga memastikan TKA tidak ada kaitannya dengan PISA (Programme for International Student Assessment). 

"Jadi ini tidak ada kaitannya dengan rapor atau itu (PISA), karena ini sebenarnya adalah salah satu syarat untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi," ujarnya.

Pemerintah pusat, kata dia lagi, ingin siswa-siswa di daerah mempersiapkan diri lebih awal untuk menyiapkan skill individu sebelum menghadapi UTBK. 

Untuk mencapai target peningkatan kemampuan siswa agar siap menghadapi UTBK dan berprestasi, Disdikbud Lampung telah menyiapkan serangkaian program

"Kita sudah siapkan kelas treatment atau kelas khusus untuk siswa yang memiliki minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Jadi mata pelajaran yang diajarkan difokuskan pada yang berkaitan dengan minat dan bakat siswa," kata dia.

Selain itu, Thomas mengungkapkan, siswa juga akan menjalani asesmen secara berkala, di mana asesmen kedua akan dilakukan di akhir November ini. 

"Nanti di asesmen ini akan kita lihat apakah ada peningkatan kemampuan akademik dari siswa ini. Sampai nanti di level 5 artinya ada 5 kali," lanjutnya.

Di samping itu, kata Thomas, pihaknya juga menyiapkan tenaga pendidik untuk menghadapi ini. 

"Kemudian untuk gurunya kami lakukan training khusus ada TOT dan pembelajaran supaya gurunya bisa meningkatkan kemampuan untuk memberi pengetahuan ke peserta didik," imbuh dia.

Mengenai pelaksanaan TKA, Thomas memastikan bahwa kesiapan siswa sudah memadai. 

"Alhamdulillah beres semua kemarin SMA dan SMK itu semua ikut. Pelaksanaan hari pertama juga alhamdulillah lancar tidak ada kendala. Insya Allah mudah-mudahan ini akan lancar terus sampai di tanggal 6 November nanti," kata Thomas.

Soal Terlalu Panjang

Sejumlah siswa di Lampung menghadapi kesulitan pada TKA hari pertama. 

Ada tiga mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama, yakni matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. 

Para siswa kebanyakan mengaku kesulitan menjawab soal, terutama pada mapel bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 

Menurut mereka, soal bahasa Indonesia dan bahasa Inggris terlalu panjang.

Jacinda, siswa kelas 12 prodi Akuntansi Keuangan dan Lembaga (AKL) SMKN 4 Bandar Lampung, mengatakan, soal mapel bahasa Indonesia dan bahasa Inggris terlalu panjang soalnya. 

Hal itu membuatnya sedikit kesulitan memahami soal. “Soalnya terlalu panjang. Saya jadi sulit memahaminya,” ujar Jacinda.

Sementara Safa Cahya Asyar Asyifa, siswa SMAN 10 Bandar Lampung, mengaku sulit fokus saat membaca naskah soal bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang terlalu panjang. 

Sementara untuk soal matematika, ia mengaku bisa menyelesaikannya dengan baik. 

"Kalau untuk mapel matematika, soalnya pendek. Secara keseluruhan saya bisa mengerjakannya," kata Safa. 

Safa telah mempersiapkan diri menghadapi TKA dengan mengikuti les. 

"Saya ikut les hanya mengambil matematika. Kalau bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, saya percaya diri bisa mengerjakan," imbuhnya. 

Menanggapi soal yang terlalu panjang, Thomas menjelaskan bahwa format soal tersebut sengaja diterapkan. 

"Nah, itulah sebenarnya TKA ini, supaya siswa itu memahami konteks bukan hanya membaca dan menulis, sehingga mereka dipaksa bisa lebih tahu substansi," jelasnya. 

Ia menambahkan bahwa soal-soal TKA didesain linier dengan soal-soal UTBK nantinya. 

Soal yang lebih panjang, terus dia, bertujuan untuk melatih penalaran siswa agar lebih kritis. 

"Supaya penalaran siswa-siswa itu lebih kritis, dan agar penalaran mereka lebih sampai pada substansi soal yang dimaksud pada soal," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved