Berita Terkini Nasional

Nasib Seorang Ibu yang Putranya Sering Keluar Masuk RSJ, Dihabisi Sang Anak

Ibu tersebut kini harus kehilangan nyawa karena dibunuh oleh anak kandung yang telah dia lahirkan dan besarkan itu.

Dokumentasi Tribunlampung.co.id
DIBUNUH ANAK- Foto ilustrasi garis polisi. Nasib seorang ibu yang putranya sering keluar masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Desa Gimpubia, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Sulawesi Tengah - Terungkap nasib seorang ibu yang putranya sering keluar masuk Rumah Sakit Jiwa.

Ibu tersebut kini harus kehilangan nyawa karena dibunuh oleh anak kandung yang telah dia lahirkan dan besarkan itu.

Peristiwa tragis anak membunuh ibu kandung ini terjadi di Desa Gimpubia, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Insiden anak berinisial LS (30) tega membunuh ibu kandung terjadi pada Selasa (26/8/2025) sekitar pukul 18.00 Wita di rumah mereka.

Berdasarkan informasi dan dokumentasi yang dihimpun TribunPalu.com, korban berinisial LN ditemukan tergeletak tak bernyawa.

Kasat Reskrim Polres Donggala, Iptu Bayu membenarkan kejadian yang mengenaskan tersebut. "Iya benar, pelaku adalah anak kandung dari korban. Kejadian pembunuhannya itu hari Selasa malam sekitar pukul 6 sore," ujarnya kepada TribunPalu.com Kamis (28/8/2025).

Ia mengungkapkan bahwa pelaku diduga memiliki riwayat gangguan jiwa, dan pernah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Jiwa Madani Palu.

Saat ini pelaku telah diamankan di Polres Donggala."Dia (pelaku) beberapa kali keluar masuk Rumah Sakit Jiwa Madani. Pelaku saat ini sudah kami amankan di Polres Donggala," ungkap Iptu Bayu.

Kasat Reskrim menjelaskan pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut dan sembari menunggu proses hukum berjalan, pihak kepolisian tetap menekankan bahwa langkah medis juga akan diutamakan terhadap pelaku.

"Kami sisa melengkapi mindik-mindik, dan nantinya pelaku kita kirim ke Madani biar nanti mereka yang handle tersangka ini, karena ada kelainan jiwa," pungkasnya.

Efek utama dari tindakan pembunuhan:

1. Dampak pada Keluarga dan Lingkungan Korban

Trauma dan Gangguan Mental: Keluarga yang ditinggalkan mengalami duka yang sangat kompleks dan mendalam. 

Mereka sering menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD), depresi, dan kecemasan yang berkepanjangan. 

Peristiwa traumatis ini dapat memicu mimpi buruk, flashback, dan rasa takut terus-menerus.

Perubahan Emosional dan Sosial: Anggota keluarga sering kali merasakan kebingungan, amarah yang ekstrem, dan keinginan untuk membalas dendam. 

Mereka mungkin menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa terisolasi, malu, atau takut. 

Hubungan antaranggota keluarga juga bisa menjadi tegang karena setiap orang memiliki cara berduka yang berbeda.

Kerusakan Fisik dan Finansial: Rasa sakit fisik seperti mual, pusing, dan gangguan tidur sering menyertai trauma psikologis. Selain itu, ada kerugian finansial yang signifikan, seperti biaya pemakaman, hilangnya pendapatan dari korban, dan biaya pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang muncul.

2. Dampak pada Pelaku

Hukuman Pidana: Hukuman untuk pelaku pembunuhan sangat berat dan bervariasi di setiap negara.

Hukuman ini bisa berupa hukuman penjara seumur hidup, atau bahkan hukuman mati di beberapa yurisdiksi.

Konsekuensi Psikologis: Pelaku juga bisa mengalami konsekuensi psikologis yang berat, seperti rasa bersalah, penyesalan, atau gangguan mental.

Kondisi ini bisa diperparai oleh isolasi dan lingkungan penjara yang tidak mendukung.

3. Dampak pada Masyarakat

Ketidakstabilan dan Ketakutan: Kasus pembunuhan, terutama yang terjadi di ruang publik, dapat menimbulkan ketakutan massal dan mengurangi rasa aman di tengah masyarakat. 

Hal ini bisa mengganggu ketertiban sosial dan menciptakan lingkungan yang penuh kecurigaan.

Kerusakan Ekonomi: Pembunuhan memberikan beban ekonomi yang besar. 

Biaya ini meliputi pengeluaran untuk penegakan hukum (investigasi, penangkapan), sistem peradilan (pengadilan), dan lembaga pemasyarakatan (penjara).

Selain itu, nilai properti di lingkungan tempat pembunuhan bisa menurun, dan investasi masyarakat dapat berkurang.

Penurunan Kepercayaan Sosial: Kasus pembunuhan yang tidak terpecahkan atau berlarut-larut dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dan sistem keadilan.

Hal ini bisa memicu ketidakpuasan dan hilangnya rasa hormat terhadap institusi negara.(*)

Berita Selanjutnya Guru Ngaji di Serang Banten Kritis Dianiaya Orang Diduga ODGJ

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved