Berita Terkini Nasional

Pembunuhan di Indramayu: Tamu Menunggu 7 Jam, Warga Tak Lihat Ada Orang Menggali di Pekarangan

Warga tak melihat ada orang menggali lubang di pekarangan rumah Haji Sahroni yang digunakan untuk mengubur 5 orang korban pembunuhan Indramayu.

Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
PEMAKAMAN KORBAN PEMBUNUHAN INDRAMAYU - Suasana duka mendalam menyelimuti pemakaman lima jenazah korban dugaan pembunuhan satu keluarga di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (3/9/2025). Warga tak melihat ada orang menggali lubang di pekarangan rumah Haji Sahroni yang digunakan untuk mengubur 5 orang korban pembunuhan Indramayu. 

Kedua kakinya lemas, ia juga tidak berhenti mengucap istigfar. "Saya tuh lemes ininya (lututnya), ya Allah yang masih kecil juga dihabisi (dihilangkan nyawanya) semua," ujarnya, sembari memegangi kedua lututnya saat bercerita. 

Teriakan Roemah ini terdengar oleh suaminya yang ada di luar. Ketika dicek, mayat tersebut adalah H Sahroni dan kondisinya pun sudah membusuk. 

Kejadian ini langsung dilaporkan ke polisi. Di lokasi, petugas juga langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), termasuk melakukan upaya evakuasi terhadap jenazah kelima korban. 

Pada kesempatan itu, Roemah sendiri turut penasaran kenapa proses evakuasi korban memakan waktu lama. Di sisi lain, dari luar rumah juga terdapat dua mobil ambulans. 

"Saya tanya ke bapak polisi, katanya tuh korbannya enggak cuma satu, terus saya tanya lagi ada berapa pak? Pak polisinya enggak berani ngomong, cuma tunjukkan 5 jari," ujar dia. 

Kelima korban adalah H Sahroni (75), Budi (45) anak Sahroni, Euis (40) istri Budi, serta kedua anak Budi dan Euis yang diperkirakan berusia 8 tahun serta bayi 8 bulan. 

Roemah sendiri setelah mengetahui fakta itu membuat kedua kakinya bergetar dan langsung lemas, ia juga tak berhenti mengucap istigfar. 

"Ya Allah dihabisi semua, pelaku ini kok sadis banget," katanya.

Tidak berhenti di situ, Roemah juga mendapat keterangan dari pihak kepolisian bahwa Budi (salah satu korban) ditemukan dengan kondisi tangan dan kakinya terikat.

Kemudian, kondisi H Sahroni (korban) kepalanya dibekap pakai sarung. 

Dugaan pembunuhan ini juga diperkuat dengan kondisi kamar tidur dan kamar mandi rumah korban yang terdapat bercak darah. 

Ditambahkan, di rumah dua lantai inilah kelima korban tinggal. Keseharian Korban Adapun kesehariannya, korban biasa berjualan sembako di toko sembako yang tidak jauh dari rumah. 

Ia sendiri tidak tahu secara pasti apakah korban punya musuh atau punya masalah dengan orang lain. Mereka juga tidak pernah cerita ataupun curhat terkait masalah apa pun walau kepada saudara sendiri. 

Dalam hal ini, keluarga hanya berharap misteri kematian kelima korban bisa cepat terungkap dan pelakunya segera ditangkap polisi. 

"Sadis banget sampai anak kecil juga ikut dihabisi (dihilangkan nyawanya), harapannya semoga pelaku cepat tertangkap biar dapat hukuman yang setimpal," ungkapnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved