Berita Terkini Nasional

Penyebab Kematian Ibu dan 2 Anak Terungkap dalam Curhatan di Secarik Kertas

Seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan meninggal dunia bersama dua anaknya AA (99) dan AAP (11) di rumah kontrakan.

Kolase TribunJabar.id
KEMATIAN IBU ANAK - (Kiri) Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukannya tiga jenazah di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.(Kanan) Surat wasiat yang ditemukan tertempel di dinding lokasi penemuan jenazah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jawa Barat - Penyebab kematian ibu dan dua anak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat terungkap dalam curhatan di secarik kertas.

Seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan meninggal dunia bersama dua anaknya AA (99) dan AAP (11) di rumah kontrakan Kampung Cae, Desa Kiaraongke.

Desa Kiarongke terletak di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kecamatan Banjaran itu hanya berjarak sekitar 8 Km di sebelah timur Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung. Atau terletak 19 KM di selatan Kota Bandung.

Menurut Wikipedia, Banjaran merupakan salah satu kecamatan padat penduduk dan cukup ramai dilihat dari segi fasilitas perekonomian. Hal itu berkat posisinya yang strategis dan berkembangnya industri tekstil di sekitar Banjaran sejak tahun 1970 an.

Kecamatan Banjaran berada di tengah-tengah lintasan jalur antara Kota Bandung dengan Pangalengan dan penghubung Soreang sebagai ibu kota kabupaten dengan kota-kota kecamatan di Kabupaten Bandung bagian timur. Sehingga arus lalu lintas di jalur tersebut sering kali sangat padat. 

Mengingat padatnya penduduk di wilayah tersebut sehingga penemuan tiga jenazah ibu dan anak ini cepat menyebar ke warga di sekitarnya hingga geger. Ketiga jenazah tersebut pertama kali ditemukan oleh suami EN, berinisial YS.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Bandung Kompol Luthfi Olot Gigantara mengatakan, ketiga jenazah tersebut ditemukan Jumat (5/9/2025) pagi. "Jadi ditemukan oleh suami korban, pukul 04.00 WIB, suaminya baru pulang kerja," katanya melalui pesan singkat kepada TribunJabar.id.

Dia menjelaskan, saat suami EN pulang, pintu kontrakan terkunci. Kemudian, suami korban itu mencoba mengetuk, tetapi tidak ada respons.

Selanjutnya, suami korban mengintip lewat jendela dan mendapati sang istri EN sudah tergantung di kusen pintu kamar. "Suaminya langsung teriak histeris, kemudian warga langsung berdatangan," ujarnya.

Warga langsung mendobrak pintu kontrakan tersebut. Selain korban EN, kedua korban lainnya sudah tergeletak dengan tali yang masih mengikat di leher masing-masing.

"Hasil pemeriksaan di lokasi, yang tadi dipimpin Kapolresta Bandung, ditemukan tiga korban, kemudian posisi pintu dan jendela dalam keadaan terkunci dari dalam dan tidak ditemukan luka terbuka terhadap para korban," terangnya.

Secarik Kertas

Di lokasi ibu dan 2 anaknya ditemukan tewas di kontrakan, polisi juga menemukan beberapa barang bukti, salah satunya adalah secarik surat. Surat tersebut ternyata ditulis oleh EN kepada suaminya, YS.

Surat tersebut ditempel di dinding ruang tengah. Dalam secarik kertas itu, EN mencurahkan isi hatinya kepada YS. Polisi pun telah mengamankan barang bukti tersebut untuk kepentingan penyelidikan.

Selain secarik surat, polisi juga mengamankan ponsel milik korban. "Kami menemukan sebuah ponsel serta secarik kertas berisi curahan hati korban kepada suaminya yang ditempel di dinding ruang tengah. Semua barang bukti saat ini diamankan untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut," kata Luthfi.

Sementara itu, ketiga jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Sartika Asih Bandung. Akan dilakukan pemeriksaan forensik pada ketiga jenazah korban.

Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mendalami kasus ibu dan dua anaknya ditemukan tewas di dalam kontrakan ini. Selain itu, polisi juga akan mendalami motif di balik kasus ini.

Isi Surat

Berikut isi surat wasiat yang ditemukan di lokasi kejadian:

Versi Sunda (Asli)

Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngakakukeun kieu. Abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh. 

Bari abi te apal hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon. Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna. 

Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkeun, pada ngomong keun, pada mikangewa bari jeung teu rumasa salah. 

Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE sugan abi jeung budak geus maot mah aya sadarna, mun henteu sadar ge keun bae nu penting teu nyangsarakeun ka budak abi. 

Era karunya ngahesekeun wae lanceuk + kolot teh, abi geus eweuh mah moal ngahesekeun wae. Hampura abi teu bisa mulang tarima ka kolot jeung lanceuk-lanceuk.

Aa Alif, Dede Arlan, hampura mamahnya. Jalana kudu kieu, bakat ku nyaah mamah teh, daripada ditinggalkeun ku mamah, karunya ka ema. 

Mamah leuwih rido ka naraka daripada ninggal Aa + dede sangsara. da Aa + dede mah can gaduh dosa. keun we mamah nu nanggung dosana ka naraka, teu rido hirup dibawa susah Wae ku mamah teh. 

Hampura mamah teu tiasa nyumponan Sagala kabutuhan Aa + dede, hampura mamah teu tiasa ngabahagiakeun Aa + dede. Hampura aa teu jadi tari-nya. hampura Mamah. Aa + dede mah Insha Alloh ka surga.

Versi Indonesia (terjemahan)

Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, dan aa, maafkan saya.

Maafkan saya melakukan hal ini.

Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini. 

Saya lelah hidup terus-terusan terlilit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin hari semakin bertambah.

Padahal, saya tidak tahu utang kepada siapa saja, berapa jumlahnya, atau utang dari mana.

Saya lelah punya suami yang selalu bohong, tidak ada kesadarannya sama sekali.

Saya lelah terus-menerus disakiti hatinya, sudah jelas-jelas dikucilkan orang lain, diomongin, dibenci, padahal tidak merasa berbuat salah.

Punya suami malah terus-terusan berbohong dan berutang. SAYA SANGAT LELAH.

Saya harap, jika saya dan anak-anak sudah meninggal, dia akan sadar.

Jika tidak sadar pun tidak apa-apa, yang penting tidak menyengsarakan anak-anak saya.

Saya malu dan kasihan selalu menyusahkan kakak-kakak dan orang tua.

Jika saya sudah tidak ada, saya tidak akan menyusahkan lagi.

Maafkan saya tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.

Aa Alif, Dede Arlan, maafkan mamah.

Jalannya harus seperti ini, karena mamah sangat sayang.

Daripada ditinggalkan oleh mamah, kasihan pada nenek.

Mamah lebih rela ke neraka daripada melihat Aa dan dede sengsara. 

Sebab, Aa dan dede belum punya dosa.

Biar mamah saja yang menanggung dosanya ke neraka.

Mamah tidak rela hidup terus-terusan susah.

Maafkan mamah tidak bisa memenuhi segala kebutuhan Aa dan dede.

Maafkan mamah tidak bisa membahagiakan Aa dan dede. 

Maafkan mamah, Aa tidak jadi menari ya. Maafkan mamah. Aa dan dede, insya Allah kalian akan masuk surga.

Kontak Bantuan

Bunuh diri bisa terjadi disaat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.  Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. 

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. (*)

Berita Selanjutnya Kecurigaan Ibu Kos Bongkar Kondisi Wartawan Nico Saragih sebelum Meninggal

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved