Berita Terkini Nasional

16 Orang Meninggal Dunia dan 1 Orang Hilang Akibat Banjir Bandang di Bali

16 orang meninggal dunia dan 1 orang lainnya masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang di Bali.

Editor: taryono
Kompas.com//Dok. Polresta Denpasar
BANJIR DI BALI — Petugas gabungan mengevakuasi jenazah salah satu korban banjir bandang yang ditemukan di aliran Sungai Taman Pancing, Kota Denpasar, Bali, Rabu (10/9/2025). BNPB mencatat, bencana tersebut menewaskan 9 orang, 2 lainnya masih hilang, dan berdampak langsung pada 620 jiwa di enam kabupaten/kota. 

Tribunlampung.co.id, Bali - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan 16 orang meninggal dunia dan 1 orang lainnya masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang di Bali.

"Petaka ini telah menyebabkan 16 warga kehilangan nyawa, 1 masih dinyatakan hilang, 659 terdampak dan 552 warga mengungsi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran pers, dikutip Jumat (12/9/2025).

Data per Kamis (11/9/2025) pukul 17.00 WITA mencatat total 659 warga terdampak dan 552 orang mengungsi. 

Korban meninggal tersebar di Denpasar (10 orang), Gianyar (3 orang), Jembrana (2 orang), dan Badung (1 orang).

Bencana terjadi sejak Senin (8/9/2025) malam hingga Selasa (9/9/2025) dini hari, saat hujan ekstrem mengguyur sebagian besar wilayah Bali

Sungai-sungai seperti Tukad Badung di Denpasar, Tukad Mati di Badung, dan Sungai Candigara di Klungkung meluap, merendam pemukiman, jalan, dan fasilitas umum.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa banjir dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mencapai 385 mm/hari, dipengaruhi oleh fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby.

Kedua fenomena ini memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Bali.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa bencana kali ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang tidak biasa.

“Bencana kali ini disebabkan oleh Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin,” ujarnya saat meninjau lokasi pengungsian di Denpasar, Kamis (11/9).

Balai Wilayah Sungai Bali-Penida mencatat debit air sungai meningkat drastis hingga 85,85 m⊃3;/detik.

Kondisi topografi perbukitan dan pasang laut turut memperlambat aliran air ke laut, memperparah genangan di wilayah hilir.

Tim BNPB dan BPPD setempat bergerak cepat. Kurang dari 24 jam setelah kejadian, Kepala BNPB memimpin koordinasi penanganan darurat di Gedung Jaya Sabha, Denpasar, dan langsung meninjau lokasi terdampak.

Bantuan logistik seperti tenda, selimut, matras, sembako, dan perahu karet telah disalurkan ke titik pengungsian.

Di lokasi pengungsian, Suharyanto menyapa warga dan mendengarkan langsung kebutuhan mendesak mereka.

Tim gabungan terus melakukan evakuasi, pencarian korban hilang, serta penyedotan air di wilayah yang masih tergenang.

Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial turut memberikan layanan kesehatan dan permakanan dari dapur lapangan.

Genangan di sebagian wilayah mulai surut, namun pembersihan material longsor dan perbaikan infrastruktur masih berlangsung.

Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus memaksimalkan penanganan darurat dan pemulihan pascabencana.

Baca juga: UPDATE: Korban Jiwa Banjir Bandang di Bali Bertambah jadi 16 Orang, 1 Masih Hilang

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved