Berita Terkini Nasional
Motif dan Peran Oknum TNI Kopda FH dalam Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab BUMN
Kopda FH dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu bank BUMN Cempaka Putih Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (37).
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Kapuspen TNI Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah ungkap motif oknum prajurit TNI Kopda FH dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu bank BUMN Cempaka Putih Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (37).
Freddy mengatakan motif Kopda FH mau terlibat dalam kasus itu karena uang.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, motifnya yang bersangkutan menerima sejumlah uang,” ujar Kapuspen TNI Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah kepada wartawan, Sabtu (13/9/2025).
Selain menerima uang, TNI Kopda FH memiliki tiga peran sekaligus dalam kasus tersebut: penghubung, perencana, penerima uang.
Kopda FH disebut bertugas mencari orang untuk melakukan aksi penculikan terhadap Ilham.
Ia menghubungi EW alias Eras, yang kemudian merekrut rekan-rekannya untuk menjalankan operasi lapangan.
Pertemuan awal terjadi di kantin kawasan Cijantung, Selasa (19/8/2025).
Kopda FH menawarkan pekerjaan kepada Eras: menculik paksa korban.
Rencana eksekusi dibahas kembali di Kafe Kungkung, Cempaka Putih, Rabu pagi (20/8/2025).
Kopda FH menerima informasi keberadaan korban dari tim pengintai, lalu memerintahkan Eras dan tim bergerak ke Lotte Grosir Pasar Rebo.
Korban dijemput paksa pukul 16.00 WIB dan diserahkan kepada oknum aparat lain di Kemayoran sekitar pukul 18.55 WIB.
Imbalan Rp 45 Juta dan Jalur Penyerahan
Setelah korban diserahkan, Kopda FH disebut memberikan uang tunai sebesar Rp 45 juta kepada Eras sebagai imbalan atas pekerjaan tersebut.
Penyerahan dilakukan di kawasan Arcici Sport Center, Cempaka Putih Barat.
Awalnya, korban akan diserahkan di Fatmawati, namun Kopda FH mengarahkan ke Tanjung Priok.
Eras menolak dan memilih Kemayoran sebagai lokasi akhir.
Korban Tewas, Eras Syok
Eras baru mengetahui korban meninggal setelah polisi menunjukkan foto jenazah Ilham.
“Eras sangat syok mendengar korban meninggal,” kata kuasa hukumnya, Adrianus Agal.
Eras kini mengajukan permohonan sebagai justice collaborator ke LPSK untuk mengungkap fakta peristiwa sebenarnya.
Proses Hukum Militer
Kopda FH telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Berkas penyelidikan segera dilimpahkan ke Pengadilan Militer.
“Setelah penyidikan selesai dan dinyatakan lengkap, perkara akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Freddy.
Awal Terungkapnya Kasus
Kasus ini mulai terkuak setelah warga menemukan jenazah pria tak dikenal di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis pagi (21/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
Tubuh korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan: tangan dan kaki terikat, mata dililit lakban, dan terdapat luka akibat hantaman benda tumpul di leher dan dada.
Warga yang menemukan jenazah saat menggembala sapi langsung melapor ke aparat.
Hasil autopsi RS Bhayangkara menyatakan korban meninggal akibat hipoksia—kekurangan oksigen akibat kekerasan fisik.
Sehari sebelumnya, Rabu (20/8/2025), rekaman CCTV di area parkir Lotte Grosir Pasar Rebo menunjukkan detik-detik penculikan.
Ilham berjalan menuju mobilnya, lalu disergap oleh beberapa pria dari kendaraan putih yang terparkir di samping mobilnya.
Ia ditarik paksa dan mobil pelaku segera melaju meninggalkan lokasi.
(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)
Bocah Perempuan Tewas dalam Karung, Keluarga Berharap Pelaku Dihukum Setimpal |
![]() |
---|
Nasib Para Pelajar di Bali Setelah Sekolahnya Dihantam Banjir |
![]() |
---|
Pengakuan Mengejutkan Subhan Palal, Bantah Pansos dan Dijauhi Gegara Gugat Gibran |
![]() |
---|
Terkuak Anggun Sopir Bank Tempati Rumah Baru dengan 2 Wanita seusai Gasak Uang Miliaran |
![]() |
---|
Misteri Kematian Brigadir Esco, 50 Saksi Diperiksa Termasuk Istrinya yang Polwan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.