Berita Terkini Nasional

Santri Ikut Jadi Kuli Bangunan, Pengasuh Ponpes: Amal Jariyah

Penjelasan pengasuh Ponpes Lirboyo soal keterlibatan para santri jadi kuli bangunan. Pihak pengasuh menyebut santri tenaga tambahan.

Editor: Kiki Novilia
YouTube Banjarmasin Post News Video
SANTRI LIRBOYO NGECOR - Penampakan video viral yang menampilkan para santri Lirboyo ikut ngecor bangunan. Penjelasan pengasuh Ponpes Lirboyo soal keterlibatan para santri jadi kuli bangunan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jatim - Penjelasan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo soal keterlibatan para santri jadi kuli bangunan. Pihak pengasuh menyebut santri sebagai tenaga tambahan saja. 

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Pondok pesantren berfungsi tidak hanya sebagai tempat untuk menuntut ilmu agama, tetapi juga sebagai tempat pembinaan akhlak, kedisiplinan, dan kehidupan bermasyarakat. 

Beberapa waktu belakangan, publik dihebohkan dengan video yang menampilkan para santri ikut andil dalam proses pengecoran bangunan ponpes. Videonya beredar di media sosial X dengan judul 'Santri Lirboyo Ngecor'.

Dalam rekaman tersebut, tampak ratusan orang bergotong royong melakukan pengecoran pada pembangunan gedung bertingkat di kawasan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Adapun dari ratusan orang itu, diduga termasuk pula para santri. 

Menanggapi hal tersebut, pihak pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo menyebut, peran santri hanya sebagai kuli bangunan tenaga tambahan. Sementara sisanya mereka tetap melibatkan tenaga profesional dalam setiap tahapan penting.

"Untuk hal-hal krusial seperti desain, pelaksanaan, dan pengawasan, kami bekerja sama dengan pihak yang memiliki keahlian dan sertifikasi resmi. Para santri hanya membantu sebagai tenaga tambahan atau kuli bangunan," kata KH Abdul Muid Shohib, Pengasuh Ponpes Lirboyo, dikutip dari Tribunjatim, Sabtu (4/10/2025).

Pria yang akrab disapa Gus Muid itu menegaskan, peran santri lebih bersifat sukarela. Mereka bergabung dalam proses pembangunan sebagai bentuk pengabdian karena mengharapkan amal jariyah.

"Keterlibatan santri tidak dominan. Mereka hanya membantu tukang, dan niat mereka semata-mata sebagai ladang amal jariyah," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Gus Muid juga menanggapi peristiwa runtuhnya bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur. Ia menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban dan keluarga besar pesantren tersebut.

"Kejadian di Ponpes Al Khoziny memberi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa pembangunan pesantren harus mengutamakan aspek keselamatan sejak tahap perencanaan hingga konstruksi," tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya sangat berhati-hati dalam setiap proses pembangunan, karena gedung baru itu akan digunakan untuk menampung santri dalam jumlah besar. 

"Kami ingin memastikan keamanan gedung, karena saat ini santri Lirboyo sudah mencapai sekitar 40 ribu orang. Tentu fasilitas harus memadai," ucap Gus Muid.

Pihak pesantren berharap masyarakat tidak salah paham dengan beredarnya video tersebut. Menurut Gus Muid, semangat gotong royong para santri justru mencerminkan nilai kebersamaan yang sudah lama dijunjung tinggi di lingkungan pesantren.

"Santri ikut serta bukan karena terpaksa, tapi karena merasa memiliki pesantren ini. Apa yang mereka lakukan kami yakini akan menjadi amal kebaikan yang terus mengalir," tutupnya.

Berita selanjutnya 13 Korban Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Tewas, 103 Selamat

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved