Berita Terkini Nasional

Ayah Tiri Tega Bunuh Anaknya di Kamar, Padahal Baru Sebulan Serumah

Seorang ayah tega membunuh anak tirinya saat sedang berada di dalam kamarnya di Desa Talang Empat, Bengkulu, Rabu (5/11/2025). 

|
Editor: Kiki Novilia
TribunBengkulu
AYAH BUNUH ANAK - TKP pembunuhan. Seorang ayah tega membunuh anak tirinya saat sedang berada di dalam kamarnya di Desa Talang Empat, Bengkulu, Rabu (5/11/2025).  
Ringkasan Berita:
  • Seorang ayah tega membunuh anak tirinya di dalam kamar rumahnya di Desa Talang Empat, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah, Rabu (5/11/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.
  • Ia nekat menghabisi nyawa anaknya setelah pulang dari menyadap karet.
  • Pelaku dan korban padahal baru sebulan tinggal bersama.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bengkulu - Seorang ayah tega membunuh anak tirinya saat sedang berada di dalam kamar di Desa Talang Empat, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah, Rabu (5/11/2025). 

Peristiwa pembunuhan itu dilakukan oleh ayah tiri berinisial Su terhadap anaknya, Fe (30). Ia nekat menghabisi nyawa anaknya setelah pulang dari menyadap karet sekitar pukul 08.00 WIB. 

Padahal, Su dan Fe baru sebulan tinggal bersama. Namun, malah terjadi pertumpahan darah secara tragis.

“Pelaku ini baru pulang dari kebun, langsung menuju kamar anaknya. Tidak lama setelah itu, terjadi perkelahian di dalam kamar,” jelas Kepala Desa Talang Empat, Samsir dikutip dari TribunBengkulu.com, Kamis (6/11/2025).

Pembunuhan adalah tindakan menghilangkan nyawa seseorang secara sengaja atau tidak sah. Dalam hukum pidana, pembunuhan termasuk kejahatan berat dan bisa dijatuhi hukuman penjara panjang, seumur hidup, atau hukuman mati, tergantung pada niat dan cara pelaksanaannya.

Ibu dan adik perempuan korban yang melihat kejadian itu langsung histeris dan memanggil warga sekitar untuk meminta pertolongan. Warga yang mendengar teriakan itu segera mendatangi lokasi dan melihat korban sudah terduduk lemah di teras rumah.

Mereka kemudian menghubungi pihak kepolisian untuk melakukan evakuasi. Saat tiba di lokasi kejadian, korban telah dalam kondisi tidak bernyawa.

Dalam perkelahian tersebut, Fe mengalami luka robek cukup parah di bagian pundak sebelah kiri. Darah korban bahkan sempat menggenang di dalam kamar tempat kejadian.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab pertikaian antara keduanya. Namun, berdasarkan keterangan warga sekitar, hubungan ayah dan anak tiri itu memang sempat renggang.

“Dua hari terakhir mereka memang tidak saling berbicara,” tambah Samsir.

Samsir juga mengungkapkan bahwa korban baru tinggal bersama ayah tirinya sekitar satu bulan terakhir.

“Kalau perpindahan anak ini sudah melapor ke kami di desa,” ujarnya.

Polisi Buru Pelaku

Kapolres Bengkulu Tengah, AKBP Totok Handoyo, melalui Kasat Reskrim AKP Junairi, membenarkan peristiwa tersebut.

"Benar, saat ini jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Bengkulu untuk diautopsi," ujar Junairi.

Pihak kepolisian langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri.

"Sekarang kita sedang mengejar keberadaan terduga pelaku, tadi kita lihat memang korban mengalami luka di bagian pundak," sampainya.

Sosok Pelaku

Su diketahui bekerja sebagai pengurus kebun kelapa sawit milik Camat Karang Tinggi, Ferry Arianto. Menurut Ferry, pelaku telah membantunya mengurus kebun selama dua tahun terakhir.

“Selama ini Su orangnya baik. Tidak pernah ribut dengan siapa pun, apalagi dengan keluarganya,” ujar Ferry kepada TribunBengkulu.com, Rabu (5/11/2025) siang.

Ferry mengaku sangat terkejut ketika mendengar kabar bahwa Su tega menghabisi anak tirinya sendiri.

“Saya tidak menyangka sama sekali. Su itu sudah saya anggap seperti kakak sendiri,” ungkapnya.

Ferry menambahkan, sekitar sepekan lalu, dirinya sempat berkunjung ke rumah Su. Saat itu, Su mengeluhkan kondisi kesehatannya yang menurun.

“Waktu itu dia bilang sedang sakit. Saya sudah minta dia berobat. Tapi saat saya datang ke rumahnya, saya tidak bertemu dengan korban,” tutur Ferry.

Ternyata, Ferry baru mengetahui belakangan bahwa anak tiri Su tersebut sudah tinggal di rumah itu selama sekitar satu bulan terakhir. Dari keseharian, Su dikenal sebagai sosok yang sederhana dan ramah terhadap warga sekitar.

“Dari sisi ekonomi, dia memang keluarga yang kurang mampu. Tapi secara sosial, dia orangnya baik dan mudah bergaul,” kata Ferry.

Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan pengejaran terhadap Su yang melarikan diri setelah kejadian. Sementara itu, jenazah korban Fe (30) telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Bengkulu untuk proses autopsi dan penyelidikan lebih lanjut.

Berita selanjutnya Anak Tega Bunuh Ibu Kandung Gegara Ditegur Tidak Ikut Tahlilan di Rumah Tetangga

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved