Berita Terkini Nasional
Kondisi Bayi 5 Bulan yang Dianiaya Ayahnya hingga Tewas, Bagian Tangan Patah
Kondisi bayi berusia sekitar 5 bulan yang dianiaya ayahnya inisial Ro (40) hingga tewas.
Ringkasan Berita:
- Bayi berusia 5 bulan berinisial H tewas diduga dianiaya ayahnya, Ro (40), di Rejang Lebong, Bengkulu, Minggu (9/11/2025).
- Tubuh bayi penuh lebam dan tangannya diduga patah. Ro juga menganiaya istrinya, Ul (34), hingga terluka.
- Kepala Desa Sinar Gunung, Firman, menyebut keluarga itu dikenal tertutup namun rukun dan pelaku sebelumnya dikenal baik. Warga geger atas kejadian ini yang diduga akibat emosi pelaku tak terkendali.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Kondisi bayi berusia sekitar 5 bulan yang dianiaya ayahnya inisial Ro (40) hingga tewas.
Melansir Tribun Bangkulu, bayi berinisial H itu meninggal dengan kondisi tubuh penuh lebam dan tangan diduga patah.
Peristiwa terjadi di rumah mereka di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Minggu (9/11/2025) lalu.
Selain menganiaya H, pelaku Ro juga menganiaya istrinya Ul (34) hingga bibirnya terluka.
Kepala Desa Sinar Gunung, Firman, mengatakan keluarga tersebut selama ini dikenal tertutup namun hidup rukun dan tidak pernah menimbulkan masalah di lingkungan. Bahkan, terduga pelaku merupakan orang yang selama ini baik.
“Selama ini orangnya pendiam, ramah dan terlihat baik. Tidak pernah ada masalah, jadi kami semua kaget waktu dengar kabar ini,”ungkap Firman kepada TribunBengkulu.com pada Rabu (12/11/2025).
Peristiwa itu membuat warga geger, terutama setelah beredar kabar bahwa bayi tersebut meninggal akibat dugaan KDRT.
Dimana ia menduga, korban terbawa emosi sehingga tak lagi dapat mengontrol kelakuannya.
“Kejadiannya benar-benar mengejutkan. Saat tahu bayinya meninggal, warga langsung heboh. Apalagi setelah muncul dugaan ada kekerasan,”tambahnya.
Salah satu warga yang namanya enggan disebutkan mengaku tidak pernah mendengar adanya pertengkaran dari rumah keluarga itu.
Ia baru mengetahui kejadian tersebut setelah informasi menyebar lewat media sosial dan warga lainnya.
“Kami tahunya setelah ramai dibahas di dusun pak, Sebelumnya tidak pernah dengar mereka ribut atau bertengkar. Selama ini suaminya kelihatan baik dan ramah,”kata sumber.
Sementara itu, pihak kepolisian masih mendalami dugaan KDRT yang menyebabkan kematian bayi tersebut.
Beberapa saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap kronologi pasti kejadian.
Warga Serahkan Pelaku
Polisi menahan seorang ayah berinisial Ro (40) di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, yang diduga menganiaya bayi kandungnya berusia lima bulan hingga tewas pada Minggu (9/11/2025) lalu.
Ro ditahan setelah pihak keluarga menyerahkannya ke Polres Rejang Lebong pada Senin (10/11/2025) petang karena takut Ro diamuk warga.
Bayi berinisial H itu ditemukan dengan kondisi tubuh penuh lebam dan tangan diduga patah.
Kasus ini kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Rejang Lebong.
Bayi malang tersebut diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri, Ro (40).
Kejadian itu telah dilaporkan dan kini dalam penyelidikan Unit PPA Satreskrim Polres Rejang Lebong.
Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak, mengatakan laporan tersebut saat ini masih ditindaklanjuti.
Dugaan kasus KDRT itu dilaporkan oleh istri terlapor, Ul (34). Hingga kini, penyebab pasti kematian bayi tersebut masih belum diketahui.
Sedangkan sang istri mengalami luka di bagian bibir akibat dipukul.
"Benar, masih proses penyelidikan oleh Unit PPA. Terkait penyebab kematian bayinya, masih belum diketahui," jelas Sinar.
Sinar menambahkan, pihak kepolisian tengah mencari saksi dan mengumpulkan bukti petunjuk lainnya.
Sementara itu, terduga pelaku KDRT telah diamankan di Polres Rejang Lebong dan kini masih menjalani pemeriksaan intensif.
"Untuk terduga pelaku atau terlapornya, sudah diamankan, diserahkan pihak keluarganya," tutup Sinar.
Informasi yang diterima TribunBengkulu.com menyebutkan, sebelum insiden tragis tersebut, pasangan Ro dan Ul sempat terlibat pertengkaran hebat pada Jumat (7/11/2025).
Saat itu, sang ibu berniat meninggalkan rumah dan pulang ke kediaman orang tuanya sambil membawa dua anaknya, termasuk bayi H. Pasangan ini diketahui memiliki tiga orang anak.
Namun di tengah perjalanan, sang ibu mengurungkan niatnya dan kembali ke rumah untuk menyerahkan bayi itu kepada suaminya.
Ia sempat berkata kepada suaminya, “uruslah anak kau.”
Tak disangka, setelah itu sang ibu mengaku mengalami kekerasan fisik.
Ia dipukul di bagian wajah hingga mengalami luka. Setelah kejadian tersebut, ia memutuskan meninggalkan rumah dan kembali ke kediaman orang tuanya.
Keesokan harinya, Minggu (9/11/2025), bayi H dilaporkan meninggal dunia.
Tubuhnya ditemukan dalam kondisi memprihatinkan, dengan tangan diduga patah atau remuk serta terdapat lebam di beberapa bagian tubuh.
Sebelumnya, bayi itu juga sempat mengalami demam tinggi.
Dalam keterangannya, sang ayah mengaku sempat mencengkeram tangan bayi saat rewel hingga menyebabkan patah atau remuk.
Ia mengaku panik karena bayi demam tinggi dan kemudian membawanya ke tukang urut untuk berobat.
Namun, upaya itu tidak berhasil menyelamatkan nyawa buah hatinya.
Baca juga: Siasat Licik Pelaku Pembunuhan Wanita dalam Septic Tank, Balas Pesan Suami Korban
| Gus Elham Yahya Minta Maaf Setelah Viral Cium Anak Perempuan |
|
|---|
| Anaknya Nyaris Dijual, Ayah Bilqis Maafkan Empat Pelaku Penculikan |
|
|---|
| Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi Setelah Sebut Soeharto Pembunuh Jutaan Rakyat |
|
|---|
| Istri Pegawai Pajak Manokwari Ternyata Tewas Dibunuh oleh Bekas Tukang Bangunan |
|
|---|
| Eks Kepsek Ngadu ke DPRD, Bela Honorer Malah Dipecat, Dipenjara dan Tidak Digaji |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/KDRT-Foto-kolase-TKP-dan-terduga-pelaku.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.